THAILAND

Asosiasi Sebut Insentif Pajak Hotel di Thailand Belum Tepat Sasaran

Aurora K. M. Simanjuntak
Jumat, 31 Oktober 2025 | 19.30 WIB
Asosiasi Sebut Insentif Pajak Hotel di Thailand Belum Tepat Sasaran
<p>Ilustrasi.</p>

BANGKOK, DDTCNews - Asosiasi Hotel Thailand (Thai Hotels Association/THA) menilai stimulus pajak yang diberikan untuk sektor pariwisata tidak terlalu signifikan meringankan beban ekonomi para pelaku usaha.

Ketua Umum THA Thienprasit Chaiuapatranun mengatakan pemberian insentif pajak tersebut belum tepat sasaran dan merata. Menurutnya, skema keringanan pajak sebagian besar menguntungkan hotel-hotel besar atau bintang lima, bukan hotel skala kecil.

"Beberapa langkah pemerintah tidak menjangkau atau benar-benar menguntungkan operator hotel kecil, yang merupakan salah satu yang paling terpukul di pasar saat ini," katanya, dikutip pada Jumat (31/10/2025).

Thienprasit menyebut keringanan pajak untuk renovasi hotel yang diberikan pemerintah cenderung menguntungkan hotel-hotel mewah. Adapun hotel-hotel mewah itu kebanyakan dimiliki atau dikelola oleh perusahaan luar negeri.

Dia berpandangan pemerintah sebaiknya menyasar hotel-hotel Thailand yang skalanya lebih kecil, terutama hotel bintang 3 ke bawah, yang membutuhkan renovasi. Menurutnya, tidak sedikit hotel tua yang masih merugi pasca pandemi Covid-19.

"Jika tujuannya menjaga kondisi hotel tetap baik dan menjunjung tinggi citra pariwisata Thailand, pemerintah juga harus mempertimbangkan langkah yang lebih praktis," tuturnya.

Salah satu langkah praktis yang dapat dipertimbangkan ialah menyiapkan skema peminjaman dana atau soft loan khusus bagi pelaku usaha perhotelan untuk melakukan renovasi. Menurutnya, potongan pajak tidak berguna apabila hotel tersebut modalnya seret.

"Insentif pajak tidak akan membantu jika bisnis kekurangan modal kerja untuk merenovasi," ujarnya seperti dilansir nationthailand.com.

Di samping itu, Thienprasit menilai langkah pemerintah untuk mempercepat pencairan anggaran seminar dan pelatihan di lingkup pemerintah juga tidak tepat waktu mengingat saat ini sedang musim ramai wisatawan terutama menjelang Nataru.

Dia menjelaskan anggaran belanja seminar pemerintah tidak meningkat selama lebih dari 1 dekade. Selama pagu untuk pengadaan seminar dan rapat di hotel tidak meningkat, sebagian besar hotel lebih memilih wisatawan reguler yang datang untuk berekreasi.

Terlebih, para tamu tersebut biasanya bersedia membayar harga kamar lebih mahal. Dengan demikian, pendapatan hotel dari tamu wisatawan lebih besar dibandingkan dengan dari acara pemerintah.

Sebagai informasi pemerintah Thailand juga menggelar kebijakan insentif pajak guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, keringanan pajak untuk renovasi hotel.

Hotel yang dioperasikan oleh perusahaan atau kemitraan bisa mengeklaim pengurangan pajak sebesar 2 kali lipat biaya aktual untuk renovasi, perluasan, atau peningkatan aset hotel.

Namun, keringanan ini tidak berlaku untuk perawatan rutin hotel. Keringanan pajak ini berlaku untuk renovasi hotel yang dilakukan pada 29 Oktober 2025 hingga 31 Maret 2026. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.