EROPA

Berebut Konsumen Minuman Beralkohol, 2 Negara Ini Pangkas Tarif Cukai

Redaksi DDTCNews
Selasa, 09 Juli 2019 | 15.52 WIB
Berebut Konsumen Minuman Beralkohol, 2 Negara Ini Pangkas Tarif Cukai

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Parlemen Latvia menyetujui rencana untuk memangkas cukai atas minuman beralkohol sebesar 15%. Pemangkasan yang berlaku efektif mulai 1 Agustus 2019 hingga 29 Februari 2020 ini untuk mengimbangi tindakan Estonia yang memotong cukai sebesar 25%.

Perdagangan minuman beralkohol di perbatasan Latvia-Estonia sangatlah tinggi dan memberikan sumbangsih besar terhadap pendapatan negara. Tahun lalu, penjualan minuman beralkohol mencapai sekitar 40,5 juta liter (10,7 juta galon) dan menghasilkan pendapatan untuk Latvia sekitar 45 juta euro (sekitar Rp 712,1 miliar).

“Langkah ini akan menyebabkan kerugian 70 juta euro [sekitar Rp1,2 triliun] dalam pendapatan pajak Latvia. Namun, jika tidak mengambil tindakan ini, risiko kehilangan justru mencapai 92 juta euro [sekitar Rp1,5 triliun] karena lebih banyak pelanggan yang pindah ke Estonia,” jelas Kementerian Keuangan Latvia, seperti dikutip pada Selasa (9/7/2019).

Jolanta Krastina, Deputy Head of Indirect Tax Policy Department Kementerian Keuangan Latvia mengatakan dampak ekonomi dari perdagangan minuman beralkohol melampaui pendapatan dari sektor cukai.

“Orang-orang yang datang ke Latvia dan membeli minuman beralkohol juga membeli bensin. Mereka juga menggunakan akomodasi untuk menginap atau mereka membeli barang-barang lain di toko yang ada,” jelasnya.

Di sisi lain, seperti dilansir news.err.ee, pemerintah Estonia memperkirakan mengalami kerugian 12 juta euro (sekitar Rp189,9 miliar) dalam penerimaan pajak tahun ini. Namun, adanya peningkatan volume penjualan minuman beralkohol dapat menutup kerugian Estonia sebesar 3 juta euro (sekitar Rp47,5 miliar ) dalam setahun.

Meskipun terdapat persaingan, Latvia dan Estonia – keduanya merupakan anggota Uni Eropa – ingin menghindari sengketa perdagangan. Mereka selalu terbuka untuk melakukan pembicaraan mengenai perdagangan minuman beralkohol lintas perbatasan.

“Saya pikir ini akan sangat bermanfaat untuk membahas apakah kita perlu memiliki batas maksimum atau minimum tertentu,” kata Marek Uusküla, Kepala Departemen Kebijakan Bea dan Cukai Estonia. (MG-nor/kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.