JAKARTA, DDTCNews—Pemerintah memperkirakan defisit anggaran akan melebar hingga 5% terhadap produk domestik bruto (PDB) setara dengan Rp853 triliun, dari target awal APBN 2020 sebesar 1,76% terhadap PDB setara dengan Rp307 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan baseline defisit anggaran melebar karena di satu sisi penerimaan negara diproyeksikan menurun 10%, sementara belanja negara naik akibat kebutuhan penanganan wabah virus Corona atau Covid-19.
“Pelebaran defisit ini telah diatur di dalam Perpu. Defisit ini kami akan terus upayakan untuk lebih kecil tanpa mengurangi kemampuan pemerintah untuk merespons tantangan kesehatan, dan sosial, serta ekonomi akibat Covid-19,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/4/2020).
Menkeu mengatakan kenaikan belanja bersumber terutama dari sisi kebutuhan penanganan sektor kesehatan, termasuk sampai ke daerah-daerah, insentif untuk staf medis, dan jaring pengaman sosial. Belanja kesehatan ditambah Rp75 triliun, sedangkan jaring pengaman sosial ditambah Rp110 triliun.
Ia menambahkan pelebaran defisit ini membuat pemerintah berpikir sangat hati-hati untuk membiayai defisit saat pasar keuangan mengalami tekanan. Hal yang sama juga dialami negara emerging market lain seperti Afrika Selatan, Turki, Brazil, Filipina, India dan Meksiko. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.