EFEK COVID-19

Bank Indonesia Sebut Konsumsi Masyarakat Masih Menurun

Muhamad Wildan | Rabu, 08 Juli 2020 | 11:35 WIB
Bank Indonesia Sebut Konsumsi Masyarakat Masih Menurun

Kantor Bank Indonesia. (foto: Antara) 

JAKARTA, DDTCNews—Survei Penjualan Eceran yang dipublikasikan Bank Indonesia menunjukkan konsumsi masih melanjutkan tren kontraksi pada Mei 2020 dan diestimasikan masih berlanjut pada Juni 2020.

Hal ini terlihat dari indeks penjualan riil (IPR) Mei 2020 yang dirilis Bank Indonesia (BI) sebesar -20,6% (yoy), atau lebih rendah ketimbang kontraksi April 2020 sebesar -16,9% (yoy). Kontraksi IPR Mei 2020 ini menjadi yang terdalam sepanjang masa pandemi Covid-19.

"Penurunan penjualan bersumber dari kontraksi penjualan di seluruh kelompok komoditas yang dipantau. Penurunan terdalam terjadi pada subkelompok sandang serta kelompok barang budaya dan rekreasi," tulis BI dalam laporannya, Rabu (8/7/2020).

Baca Juga:
Setoran PPN-PPnBM Kontraksi 16,1 Persen, Sri Mulyani Bilang Hati-Hati

Untuk diketahui, survei penjualan eceran merupakan survei bulanan yang dilakukan oleh BI dengan tujuan untuk memperoleh informasi dini mengenai pergerakan arah produk domestik bruto (PDB) dari sisi konsumsi.

BI memprediksi kontraksi akan berlanjut pada Juni 2020. Kontraksi IPR pada Juni 2020 diproyeksikan mencapai -14,4% (yoy). Menurut BI, terdapat indikasi perbaikan kinerja penjualan eceran terutama pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta penjualan eceran bahan bakar kendaraan bermotor.

Selain itu, berakhirnya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah juga berdampak pada membaiknya pertumbuhan penjualan eceran, meski masih relatif terbatas.

Baca Juga:
Dirjen Anggaran Sebut Surplus APBN 2024 Tak Bakal Setinggi Tahun Lalu

Apabila dilihat secara kuartalan, kontraksi IPR pada kuartal II/2020 diproyeksikan mencapai -17,3% (yoy), turun lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi IPR pada kuartal I/2020 yang sebesar -1,9% (yoy).

Dengan proyeksi IPR itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2020 diprediksi lebih rendah ketimbang kuartal I/2020. Kemenkeu bahkan memproyeksikan ekonomi kuartal II/2020 terkontraksi menjadi -3,8% (yoy). (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Jumat, 26 April 2024 | 17:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Parkir dan Retribusi Parkir?

Jumat, 26 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEAN

Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

Jumat, 26 April 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN-PPnBM Kontraksi 16,1 Persen, Sri Mulyani Bilang Hati-Hati

Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Jumat, 26 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Jumat, 26 April 2024 | 14:37 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Ingin Jadi Anggota OECD, DJP: Prosesnya Sudah On Track

Jumat, 26 April 2024 | 14:00 WIB KANWIL DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara