KEBIJAKAN PAJAK

World Bank: Belum Ada Bukti Investasi di Indonesia Terhambat Tarif PPh

Muhamad Wildan | Kamis, 23 Juli 2020 | 11:50 WIB
World Bank: Belum Ada Bukti Investasi di Indonesia Terhambat Tarif PPh

Ilustrasi. Refleksi kaca deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (1/6/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.

JAKARTA, DDTCNews – Untuk memperbaiki daya saing investasi serta memberikan dukungan likuiditas kepada usaha di tengah pandemi Covid-19, pemerintah telah menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) badan menjadi 22% mulai tahun ini dan akan menjadi 20% mulai 2022.

Menanggapi kebijakan ini, World Bank menyebut belum ada bukti yang mengungkapkan hambatan masuknya investasi ke Indonesia adalah tarif pajak. Hal ini diungkapkan oleh dalam laporan “Indonesia Economic Prospect: The Long Road to Recovery” yang baru saja dirilis pekan lalu.

"Menurunkan tarif PPh badan agar setara dengan yurisdiksi lain di Asean merupakan langkah yang bisa dipahami, tetapi hingga saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan kegiatan investasi di Indonesia terhambat oleh tarif PPh badan," tulis World Bank, dikutip pada Kamis (23/7/2020).

Baca Juga:
SPT yang Berstatus Rugi Bisa Berujung Pemeriksaan oleh Kantor Pajak

Menurut World Bank, turunnya tarif PPh badan justru akan menciptakan tantangan baru bagi Indonesia. Langkah ini akan menurunkan penerimaan pajak dan akan membuat upaya Indonesia untuk pembangunan infrastruktur dan pengembangan SDM semakin menantang.

Langkah yang perlu dipertimbangkan untuk mengurangi biaya yang perlu ditanggung korporasi, menurut World Bank, justru pada subsidi upah. Subsidi upah dinilai efektif di beberapa negara untuk menjaga hubungan industrial antara pekerja dengan pemberi kerja.

Meski demikian, jika skema subsidi upah ambil, World Bank mewanti-wanti pemberiannya perlu dilakukan secara hati-hati. Bagaimanapun, kebijakan ini bisa sangat memberatkan bagi anggaran pemerintah.

Baca Juga:
Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor

"Implementasi subsidi upah juga akan sangat menantang mengingat tingginya informalitas di Indonesia," tulis World Bank.

Dalam hal memberikan stimulus kepada pekerja penerima upah, pemerintah sesungguhnya telah memberikan fasilitas pajak penghasilan (PPh) pasal 21 ditanggung pemerintah (DTP) terhitung sejak April hingga Desember 2020 mendatang. Cakupan KLU dari fasilitas ini juga bertambah dari 1.062 KLU menjadi 1.189 KLU.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terakhir per 10 Juli 2020, tercatat sudah terdapat 120.852 wajib pajak pemberi kerja yang permohonan pemanfaatan fasilitas PPh pasal 21 DTP-nya disetujui oleh DJP. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 20 April 2024 | 08:47 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

SPT yang Berstatus Rugi Bisa Berujung Pemeriksaan oleh Kantor Pajak

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DJP Persilakan WP Biayakan Natura Asal Penuhi 3M

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB PAJAK SEKTOR PERTAMBANGAN

Objek Pajak Penghasilan/PPh di Sektor Pertambangan, Apa Saja?

BERITA PILIHAN
Sabtu, 20 April 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN BEA CUKAI

Apa Beda Segel dan Tanda Pengaman Bea Cukai? Simak Penjelasannya

Sabtu, 20 April 2024 | 12:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Minta Perpanjangan Lapor SPT Tahunan? Ingat Ini Agar Tak Kena Sanksi

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB KABUPATEN BULUNGAN

Sukseskan Program Sertifikat Tanah, Pemkab Beri Diskon BPHTB 50 Persen

Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya

Sabtu, 20 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesinambungan Fiskal 2025, Pemerintah Waspadai Tiga Hal Ini

Sabtu, 20 April 2024 | 09:00 WIB KABUPATEN SUKABUMI

Ada Hadiah Umrah untuk WP Patuh, Jenis Pajaknya akan Diperluas

Sabtu, 20 April 2024 | 08:47 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

SPT yang Berstatus Rugi Bisa Berujung Pemeriksaan oleh Kantor Pajak

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor