Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (tangkapan layar).Â
JAKARTA, DDTCNews - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menilai tetap diperlukan upaya keras untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi sehingga pertumbuhannya dapat mencapai target 5,2% pada tahun ini.
Suahasil mengatakan ekonomi pada kuartal II/2022 yang tumbuh 5,44% telah menunjukkan kinerja positif. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV masing-masing harus dijaga di atas 5% agar target yang dipatok pemerintah dapat tercapai.
"Moga-moga di kuartal III dan kuartal IV relatively steady, artinya di atas 5%, kita punya keyakinan di akhir tahun [pertumbuhan ekonominya] di 5%-5,2%," katanya, Selasa (9/8/2022).
Suahasil mengatakan perekonomian Indonesia telah menunjukkan pemulihan, bahkan lebih tinggi dari sebelum pandemi Covid-19. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kuartal II/2022 yang ditopang konsumsi rumah tangga dan investasi juga menandakan pemulihan itu terjadi dengan kuat.
Dia menjelaskan sekitar 85% produk domestik bruto Indonesia dibentuk oleh konsumsi dan investasi. Ketika kedua komponen tersebut telah tumbuh positif, dapat diartikan ekonomi Indonesia sudah berada pada jalur yang tepat.
Mengenai konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi pada kuartal II/2022, Suahasil menilai kondisi itu terjadi karena ada penurunan pada belanja pegawai serta barang dan jasa. Meski demikian, pemerintah akan terus mendorong agar realisasi belanja semakin terakselerasi pada kuartal III dan IV.
"Kita tetap membayangkan tahun ini APBN tetap defisit. Artinya, secara nominal belanja akan tumbuh," ujarnya.
Suahasil menyebut APBN akan tetap menjalankan anggaran yang sifatnya defisit. Dalam hal ini, akan ada sejumlah pos belanja yang bakal direalisasikan pada paruh kedua 2022 sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Hingga Juli 2022, pemerintah mencatat realisasi APBN masih mengalami surplus senilai Rp 106,1 triliun atau 0,57% dari PDB. Surplus itu terjadi karena pendapatan negara tercatat senilai Rp1.551 triliun, sedangkan belanja negara Rp1.444,8 triliun.
Berdasarkan outlook pemerintah, realisasi APBN 2022 hingga akhir tahun akan mengalami defisit Rp732,2 triliun atau 3,92% PDB. (sap)