SISTEM PAJAK

Sri Mulyani: Reformasi Perpajakan Dijalankan Secara Gradual

Redaksi DDTCNews | Selasa, 07 Agustus 2018 | 09:01 WIB
Sri Mulyani: Reformasi Perpajakan Dijalankan Secara Gradual

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparakan satu fakta menarik saat menghadiri Rembuk Pajak Nasional pada Senin (6/8). Dia menyebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang punya aturan perpajakan paling kompleks di dunia.

"Dalam sebuah studi, bahwa kita (Indonesia) adalah salah satu negara yang paling kompleks dalam peraturan perpajakannya. Salah satunya adalah banyaknya pengecualian dalam perlakuan perpajakan dan jumlahnya bisa ribuan. Bea masuk salah satu yang banyak pengecualiannya," katanya di Gedung Dhanapala Kemenkeu.

Oleh karena itu, reformasi perpajakan jadi hal yang mutlak untuk dilaksanakan. Adapun dalam perbaikan dan pembaruan kebijakan dilakukan secara gradual dan berkelanjutan.

Baca Juga:
Naikkan Tax Ratio 2025, Kadin Harap Ekstensifikasi Pajak Digencarkan

Hal ini penting tidak hanya bagi pemerintah sebagai pelaksana kebijakan. Tapi juga untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat bahwa perbaikan tetap dilakukan dan hasilnya dapat dirasakan.

"Saya tidak bisa bilang 'Ditjen Pajak akan saya benahi selama 2 tahun dan kantor pelayanan libur' misalnya. Reformasi kita lakukan secara kontinu mulai dari undang-undang kemudian aspek organisasi dan proses bisnis," terangnya.

Salah satu contoh dalam pembenahan internal otoritas pajak adalah lebih banyak melibatkan Dirjen Pajak alam pembahasan terkini situasi global, khususnya dalam hal dinamika perpajakan internasional. Dengan begitu, sebagai pimpinan dapat secara langsung melihat dinamika yang terjadi dalam skala global.

Baca Juga:
Digitalisasi Sistem Pajak, Filipina Minta Dukungan World Bank dan ADB

Pertemuan G-20 di Argentina beberapa waktu lalu merupakan contohnya. Saat itu, Dirjen Pajak ikut serta bersama rombongan Menkeu dan Gubernur BI dalam pertemuan tersebut.

"Dirjen Pajak harus mendengarkan sendiri pembahasan economy update, trade war dan semua menteri bisa berbicara banyak. Saya senang setelah acara itu Pak Robert catatannya banyak. Karena di sana banyak dibahas soal BEPS dan juga bagaimana negara-negara lain melakukan pemajakan atas digital economy," ungkap Sri Mulyani. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 25 April 2024 | 09:12 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Naikkan Tax Ratio 2025, Kadin Harap Ekstensifikasi Pajak Digencarkan

Senin, 22 April 2024 | 14:05 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Beberkan Tantangan Indonesia Naikkan Peringkat Kredit

Senin, 22 April 2024 | 10:25 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Di Forum IMF, Sri Mulyani: Konsolidasi Fiskal Tak Ganggu Perekonomian

BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 07:00 WIB LITERATUR PAJAK

Hal Unik Ini Hanya Ada di Perpajakan DDTC, Sudah Coba?

Jumat, 26 April 2024 | 06:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Diskon Pajak Pasal 31E UU PPh Bisa Digunakan Tanpa Ajukan Permohonan

Kamis, 25 April 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Diimbau Cek Kebenaran Pemotongan PPh 21 oleh Pemberi Kerja

Kamis, 25 April 2024 | 18:54 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Level SAK yang Dipakai Koperasi Simpan Pinjam Tidak Boleh Turun

Kamis, 25 April 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan e-SKTD untuk Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tagihan Listrik dan Air dalam Sewa Ruangan Kena PPN, Begini Aturannya

Kamis, 25 April 2024 | 17:45 WIB DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN

Imbauan DJPK Soal Transfer ke Daerah pada Gubernur, Sekda, hingga OPD

Kamis, 25 April 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

Kamis, 25 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

WP Tak Lagi Temukan Menu Sertel di e-Nofa, Perpanjangan Harus di KPP