HARI STATISTIK NASIONAL

Singgung Akurasi Data, Ini Saran Darmin ke BPS

Redaksi DDTCNews | Rabu, 26 September 2018 | 16:48 WIB
Singgung Akurasi Data, Ini Saran Darmin ke BPS

Menko Perekonomian Darmin Nasution. 

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah melalui Menko Perekonomian Darmin Nasution memberikan dua saran kepada Badan Pusat Statistik di masa mendatang.

Saran yang menyangkut angka statistik nasional tersebut disampaikannya dalam peringatan Hari Statistik Nasional (HSN) pada Rabu (26/9/2018). Saran tersebut mencakup akurasi data ketenagakerjaan dan pangan.

Terkait dengan isu data ketenagakerjaan, Darmin menyebut perlunya penajaman dalam survei Badan Pusat Statistik (BPS). Pasalnya, instrumen ketenagakerjaan merupakan salah satu indiator dalam mengukur keberhasilan ekonomi suatu negara.

Baca Juga:
Biaya Buruh Tani Meningkat, Harga Beras Berpotensi Terdampak

Menurutnya, makin akuratnya data ketenagakerjaan di Indonesia akan berdampak pada semakin dekatnya gambaran kapasitas ekonomi nasional. Aspek inilah yang dirasa belum tersentuh secara optimal oleh BPS.

“Data ketenagakerjaan di Indonesia termasuk lemah, tidak cukup. Apalagi, kalau kita masuk ke data mengenai jenis pekerjaan seseorang,” kata Darmin.

Pekerjaan seseorang di Tanah Air, lanjutnya, semakin beragam. Fenomena ini tidak bisa dilepaskan dari pesatnya perkembangan teknologi digital. Dengan demikian, peninjauan terhadap jenis pekerjaan juga harus disajikan oleh BPS.

Baca Juga:
Jelang Panen Raya, Pemerintah Setop Impor Jagung

Dia pun menceritakan kondisi ketenagakerjaan nasional saat menjabat sebagai Dirjen Pajak pada 2007. Saat itu, menurutnya, pengusaha harus disodori insentif pajak terlebih dahulu sebelum secara suka rela mendaftarkan data pegawai ke kantor pajak.

Dari contoh kasus itu, lanjut Darmin, terlihat masih lemahnya data presisi terkait ketenagakerjaan. “Perusahaan baru melaporkan data pegawainya setelah ada insentif dalam membayar PPh Pasal 21,” imbuhnya.

Selanjutnya, terkait dengan akurasi data pangan – terutama beras –, dia berpendapat survei harga beras masih kurang dalam. Padahal, menurut Darmin, jenis dan merek beras yang ada di Indonesia terbilang cukup banyak. Hingga saat ini, belum ada survei yang berdasarkan pada merek dan kualitas produk yang dijual.

“BPS mengumpulkan data harga beras di 80 kota, cuma sample-nya berdasarkan merek karung berasnya. Merek'maknyus' misalnya, berasnya medium atau premium, enggak tahu kita,” paparnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 29 Maret 2024 | 14:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perubahan Kode KLU Wajib Pajak Bisa Online, Begini Caranya

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:00 WIB KPP PRATAMA TANJUNG REDEB

Omzet Belum Tembus Rp 4,8 Miliar, Rumah Makan Padang Kukuh Ajukan PKP

Selasa, 26 Maret 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Biaya Buruh Tani Meningkat, Harga Beras Berpotensi Terdampak

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:00 WIB KP2KP MUKOMUKO

Gali Potensi Pajak Klinik Kecantikan, Fiskus Potret Harta dan Aset WP

BERITA PILIHAN
Jumat, 29 Maret 2024 | 14:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perubahan Kode KLU Wajib Pajak Bisa Online, Begini Caranya

Jumat, 29 Maret 2024 | 13:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu Pajak Air Tanah dalam UU HKPD?

Jumat, 29 Maret 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perlakuan PPh atas Imbalan Sehubungan Pencapaian Syarat Tertentu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:30 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Disusun, Pedoman Soal Jasa Akuntan Publik dan KAP dalam Audit Koperasi

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Koreksi DPP PPN atas Jasa Pengangkutan Pupuk

Jumat, 29 Maret 2024 | 09:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Batas Waktu Mepet, Kenapa Sih Kita Perlu Lapor Pajak via SPT Tahunan?