Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin.Â
JAKARTA, DDTCNews – Realisasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional hingga 28 September 2020 mencapai Rp304,49 triliun atau 43,8% dari pagu Rp695,2 triliun.
Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin mengatakan realisasi tersebut sudah lebih baik dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Misalnya, jika dibandingkan dengan realisasi hingga Agustus, nilainya hanya Rp211,6 triliun.
"Sampai akhir September dan akhir kuartal III ini, pencairan kami sudah semakin cepat," katanya melalui konferensi video, Rabu (30/9/2020).
Budi mengatakan realisasi anggaran pada klaster perlindungan sosial senilai Rp150,86 triliun atau 73,98% dari pagu Rp203,9 triliun. Realisasi itu mencakup program keluarga harapan (PKH) Rp36,3 triliun, program sembako Rp31,9 triliun, kartu prakerja Rp19,5 triliun, diskon listrik Rp3,5 triliun, serta subsidi gaji untuk pekerja Rp14 triliun.
Pada klaster insentif UMKM, realisasi anggarannya Rp79,06 triliun atau 64,03% dari pagu Rp123,46 triliun. Sementara pada klaster dukungan sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, dana yang terealisasi Rp25,3 triliun atau 23,84% dari pagu Rp106,11 triliun.
Kemudian, realisasi anggaran untuk insentif dunia usaha mencapai Rp21,79 triliun atau 24,9% dari pagu Rp87,55 triliun. Selanjutnya, anggaran klaster penanganan kesehatan terealisasi 21,79 triliun atau 24,88% dari pagu Rp87,55 triliun.
Meski demikian, anggaran klaster program pembiayaan korporasi belum terserap sama sekali dengan pagu Rp53,57 triliun. Menurut Budi, program tersebut memang belum diluncurkan. Namun, saat diluncurkan nanti, dia meyakini serapannya langsung tinggi karena pembiayaan untuk korporasi bernilai besar.
Dia optimistis semua anggaran dana pemulihan ekonomi nasional dapat terserap sepenuhnya hingga akhir tahun. Dia berharap penyerapan anggaran itu menjadi pendorong pemulihan ekonomi nasional.
"Sampai akhir tahun kami optimistis seluruh anggaran bisa terserap sehingga bisa memberikan daya ungkit cukup tinggi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III dan IV," ujarnya. (kaw)