KINERJA PEREKONOMIAN 2018

Manufaktur Besar Melambat, Mikro dan Kecil Justru Menggeliat

Redaksi DDTCNews | Jumat, 01 Februari 2019 | 15:12 WIB
Manufaktur Besar Melambat, Mikro dan Kecil Justru Menggeliat

Pergerakan pertumbuhan produksi IMK. (BPS)

JAKARTA, DDTCNews - Kinerja pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil berbanding terbalik dengan raksasa manufaktur. Ekspansi tetap berlaku untuk segmen usaha ini.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pada 2018, pertumbuhan produksi usaha industri mikro dan kecil mencapai 5,66%. Capaian ini lebih tinggi dari tahun 2017 yang mencatat pertumbuhan sebesar 4,74%.

"Pada tahun 2018 ini Industri Mikro dan Kecil (IMK) tumbuh lebih tinggi dari industri besar dan sedang yang sebesar 4,07%," katanya di Kantor BPS, Jumat (1/2/2019).

Baca Juga:
Neraca Perdagangan RI Surplus US$4,47 Miliar pada Maret 2024

Momentum pertumbuhan tersebut diharapkan dapat terus berlanjut di tahun ini. Pasalnya, segmen usaha ini mempunyai efek instan pada sektor riil perekonomian nasional.

Kecuk menyebutkan industri mikro dan kecil secara kapitalisasi memang kalah jauh ketimbang industri besar dan sedang. Namun, jumlah yang banyak dan beragamnya jenis usaha membuat industri ini sangat signifikan kepada sektor riil ekonomi masyarakat.

"Ke depan kita berharap IMK ini dapat tumbuh dengan bagus karena IMK ini meski unit usahanya kecil tapi jumlah unit usahanya luar biasa banyak, sehingga mempunyai dampak langsung kepada lapisan ekonomi yang ada di bawahnya," imbuhnya.

Baca Juga:
Solusi Atasi Notifikasi ‘BPS SPT Sebelumnya Belum Ada’, Begini Caranya

Lebih lanjut, Kecuk menyatakan pekerjaan rumah untuk industri mikro dan kecil pada tahun lalu serupa dengan industri besar. Usaha berbasis makanan masih mencatat kelesuan pada tahun lalu.

Tercatat, industri makanan mikro dan kecil hanya mampu tumbuh 4,7%. Angka yang jauh lebih rendah dari usaha sejenis di level besar dan sedang yang mampu tumbuh mencapai 7,4%.

"Perhatian harus diberikan kepada IMK makanan karena share mencapai 22,3%. Kita masih punya banyak PR salah satunya bagaimana meningkatkan daya saing industri kita," katanya. (Bsi)


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 22 April 2024 | 12:07 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Neraca Perdagangan RI Surplus US$4,47 Miliar pada Maret 2024

Senin, 22 April 2024 | 11:50 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Harga Beras di Daerah Mulai Turun, Begini Hasil Pantauan BPS

Minggu, 14 April 2024 | 13:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Solusi Atasi Notifikasi ‘BPS SPT Sebelumnya Belum Ada’, Begini Caranya

Senin, 01 April 2024 | 11:45 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Ada Bulan Puasa, BPS Catat Inflasi Maret 2024 Sebesar 3,05 Persen

BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Jumat, 26 April 2024 | 17:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Parkir dan Retribusi Parkir?

Jumat, 26 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEAN

Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

Jumat, 26 April 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN-PPnBM Kontraksi 16,1 Persen, Sri Mulyani Bilang Hati-Hati

Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Jumat, 26 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Jumat, 26 April 2024 | 14:37 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Ingin Jadi Anggota OECD, DJP: Prosesnya Sudah On Track

Jumat, 26 April 2024 | 14:00 WIB KANWIL DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara