KTT G-20

KTT G-20 Tiga Pekan Lagi, Pemerintah Antisipasi Risiko Ancaman Siber

Redaksi DDTCNews | Kamis, 27 Oktober 2022 | 09:55 WIB
KTT G-20 Tiga Pekan Lagi, Pemerintah Antisipasi Risiko Ancaman Siber

Sejumlah penari menampilkan tarian Bali saat kegiatan doa bersama jelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (26/10/2022). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mulai menyiapkan sejumlah langkah pencegahan terhadap ancaman keamanan siber pada gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali, 15-16 November 2022 mendatang.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjadi lembaga yang memegang peran terpenting dalam pengamaman siber KTT G-20 ini. Juru Bicara BSSN Ariandi Putra menyampaikan persiapan pengamanan siber dalam rangka KTT G-20 sudah dilakukan sejak Juli 2022 lalu.

"Pengamanan siber yang dilakukan tidak hanya pada hari pelaksanaan KTT G-20 saja tetapi juga rangkaian acara sebelum dan sesudah acara," kata Ariandi Putra dalam keterangan pers, dikutip Kamis (27/10/2022).

Baca Juga:
Kemendagri Minta Pemda Siapkan Skema Sinergi Pemungutan Opsen Pajak

BSSN, ujar Ariandi, sudah memetakan sejumlah potensi ancaman siber yang bisa saja mengancam berjalannya KTT G-20. Beberapa ancaman siber yang diidentifikasi antara lain spear phising (peretasan spesifik), malicious document atau virus yang ditempelken pada dokumen, hijacking, fake wifi, hingga operasi malware.

Tak cuma itu, ancaman lain yang diantisipasi BSSN adalah risiko pencurian data terhadap delegasi negara anggota G-20 sebelum gelaran KTT G-20 dimulai hingga berakhirnya Presidensi G-20 oleh Indonesia.

Secara umum ada 3 dukungan klaster yang dijalankan untuk pengamanan siber, yakni sebelum, saat, dan setelah acara. Sebelum acara, BSSN melakukan audit sistem manajemen informasi, pengukuran tingkat keamanan siber, serta memonitor anomali traffic dan potensi ancaman siber.

Baca Juga:
Dorong Pemilik Kendaraan Balik Nama, Pemprov Gelar Pemutihan Pajak

Sementara pada saat KTT G-20 berlangsung, BSSN melakukan monitoring anomali traffic, pemantauan informasi insiden, pengamanan sinyal dan kontra penginderaan, serta melakukan digital forensik.

Selanjutnya, setelah acara BSSN akan mengidentifikasi celah keamanan siber dan potensi ancaman pengungkapan data serta melakukan digital forensik dan insiden respons.

BSSN tidak sendirian dalam upaya pengamanan siber KTT G-20 ini. Sejumlah lembaga pemerintah lain yang ikut terlibat adalah TNI, Polri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Kesehatan, hingga Sekretariat Kabinet.

"Kami juga bekerja sama dengan penyelenggara jaringan internet dan event organizer (EO) yang mengampu pagelaran G-20 ini. Sudah disiapkan sejak Juli lalu," kata Ariandi. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Sabtu, 18 Mei 2024 | 15:00 WIB IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

WP Penerima Tax Holiday IKN Juga Berhak Dapat Pembebasan PPh Potput

Sabtu, 18 Mei 2024 | 14:45 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Barang dari Luar Negeri Sampainya Lama, Pasti Kena Red Line Bea Cukai?

Sabtu, 18 Mei 2024 | 11:30 WIB PER-6/PJ/2011

Berapa Batas Nilai Zakat yang Bisa Dijadikan Pengurang Pajak?

Sabtu, 18 Mei 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Membuat NIK dan NPWP Tak Bisa Dipadankan

Sabtu, 18 Mei 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pungut PPN Atas Penyerahan Hasil Tembakau? Pakai Dokumen CK-1

Sabtu, 18 Mei 2024 | 10:00 WIB BPJS KESEHATAN

Pemerintah Pastikan Belum akan Ubah Besaran Iuran BPJS Kesehatan

Sabtu, 18 Mei 2024 | 09:35 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Siap-Siap, Coretax System Bisa Rekam Data Transaksi Wajib Pajak