KERJA SAMA PERDAGANGAN

Bertemu PM Modi, Prabowo Dorong Kesepakatan Impor Beras dari India

Redaksi DDTCNews
Selasa, 19 November 2024 | 09.31 WIB
Bertemu PM Modi, Prabowo Dorong Kesepakatan Impor Beras dari India

Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, pada Senin, 18 November 2024, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil. (BPMI Setpres/Andi)

JAKARTA, DDTCNews - Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Rio de Janeiro, Brasil. 

Kedua pemimpin negara membahas berbagai peluang kerja sama strategis di bidang kesehatan, pendidikan, dan perdagangan, serta memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara. Salah satu topik yang dibahas adalah kesepakatan importasi beras dari India.

“Kami berharap dapat menyelesaikan kesepakatan impor beras dari India,” tutur Presiden. 

Namun, Prabowo belum memerinci kebijakan impor beras India ini, termasuk volumenya dan periode impor beras.

Data Perum Bulog menunjukkan stok beras nasional saat ini adalah 1,6 juta ton. Bulog menargetkan cadangan pasokan beras bisa menyentuh 2 juta ton hingga akhir 2024 untuk memastikan keamanan pangan nasional. 

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan juga sempat menyampaikan bahwa stok beras nasional saat ini masih cukup. Dengan cadagangan stok beras 2 juta ton hingga akhir tahun, Zulkifli yakin tidak akan ada kekurangan pasokan.

Selain perdagangan, Prabowo juga menyoroti peluang kerja sama di bidang kesehatan dan pendidikan. Dia mengungkapkan kebutuhan Indonesia akan tenaga medis yang mendesak, mengingat saat ini Indonesia kekurangan 160 ribu dokter.

“Kami berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan India, khususnya melalui pengiriman profesor dan dokter spesialis untuk mengajar di perguruan tinggi kami,” ungkap Prabowo.

Selain itu, Presiden Prabowo turut menyambut baik minat perusahaan-perusahaan India di bidang kesehatan, termasuk industri farmasi dan pembukaan cabang rumah sakit asing di Indonesia. 

Dia menekankan pentingnya meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di India dan mendorong kolaborasi pendidikan yang lebih erat. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.