KEPABEANAN

Ini Dampak Kawasan Berikat dan KITE Terhadap Devisa Ekspor

Muhamad Wildan | Rabu, 17 Maret 2021 | 18:10 WIB
Ini Dampak Kawasan Berikat dan KITE Terhadap Devisa Ekspor

Ilustrasi. (DJBC)

JAKARTA, DDTCNews – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mencatat kontribusi devisa ekspor dari perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat dan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) pada 2020 mencapai 40,97% dari total devisa ekspor nasional.

Berdasarkan pada data dalam Laporan Kinerja (Lakin) DJBC 2020, total devisa ekspor kawasan berikat dan KITE tercatat senilai US$62,37 miliar. Nilai tersebut tercatat sebesar 40,97% dari total devisa ekspor nasional yang tercatat senilai US$152,25 miliar.

“Persentase kontribusi ekspor kawasan berikat dan KITE tahun berjalan adalah persentase kontribusi dari jumlah FOB ekspor perusahaan kawasan berikat dan KITE terhadap jumlah FOB ekspor nasional yang datanya bersumber dari CEISA DJBC," tulis DJBC, dikutip pada Rabu (17/3/2021).

Baca Juga:
Kriteria Barang Bawaan Impor yang Wajib Diperiksa via Jalur Merah

Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kontribusi perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat dan KITE terhadap ekspor keseluruhan di atas 30%. Pada 2017, 2018, dan 2019 kontribusinya mencapai 37,76%, 34,37%, dan 37,55%.

Peningkatan kontribusi perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat dan KITE terhadap ekspor tersebut, masih dalam Lakin DJBC 2020, tidak terlepas dari pemberian fasilitas tambahan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 31/2020.

Keberadaan fasilitas kawasan berikat dan KITE tidak hanya berdampak terhadap ekspor, melainkan juga dalam aspek ketenagakerjaan pada sektor manufaktur. Pada 2020, total tenaga kerja pada perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat dan KITE mencapai 1,64 juta atau 8,92% dari total tenaga kerja pada sektor manufaktur sebanyak 18,45 juta per Februari 2020.

Baca Juga:
Soal Badan Otorita Penerimaan Negara, Kadin Minta Pemerintah Hati-Hati

Dalam hal kontribusi terhadap tenaga kerja sektor manufaktur, kontribusi kawasan berikat dan KITE pada tahun lalu mengalami penurunan. Pada 2017 hingga 2019, total tenaga kerja yang dipekerjakan oleh perusahaan kawasan berikat dan KITE selalu lebih dari 10% total tenaga kerja sektor manufaktur.

DJBC mengatakan data ketenagakerjaan pada Lakin DJBC 2020 tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi tahun lalu. Pasalnya, data tenaga kerja yang digunakan DJBC untuk mengukur kontribusi kawasan berikat dan KITE terhadap total tenaga kerja sektor manufaktur adalah data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2020.

“[Data BPS Februari 2020] kurang mencerminkan kondisi tahun 2020 , di mana jumlah tenaga kerja merupakan salah satu aspek yang paling terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 ini," tulis DJBC.

Untuk meningkatkan dampak kebijakan terhadap perekonomian pada tahun ini, DJBC berkomitmen melakukan monitoring dan evaluasi berkala per semester melalui pengumpulan data dampak ekonomi fasilitas kawasan berikat dan KITE pada Kanwil DJBC di seluruh Indonesia. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 26 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS KEPABEANAN

Kriteria Barang Bawaan Impor yang Wajib Diperiksa via Jalur Merah

Jumat, 26 April 2024 | 09:05 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Soal Badan Otorita Penerimaan Negara, Kadin Minta Pemerintah Hati-Hati

Kamis, 25 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

DJBC Bagikan Tip Terhindar Sanksi Saat Belanja Online dari Luar Negeri

Kamis, 25 April 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN MONETER

Parkir DHE SDA di Dalam Negeri, Kepatuhan Eksportir sudah 93-95 Persen

BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 13:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perpanjangan SPT Tahunan, DJP: Tak Dibatasi Alasan Tertentu

Jumat, 26 April 2024 | 12:00 WIB PROVINSI GORONTALO

Tarif Pajak Daerah Terbaru di Gorontalo, Simak Daftarnya

Jumat, 26 April 2024 | 11:47 WIB KONSULTASI PAJAK

Ada NITKU, NPWP Cabang Tidak Berlaku Lagi?

Jumat, 26 April 2024 | 11:30 WIB KP2KP MUKOMUKO

Petugas Pajak Ingatkan WP soal Kewajiban yang Sering Dilupakan PKP

Jumat, 26 April 2024 | 11:21 WIB KINERJA FISKAL

APBN Catatkan Surplus Rp 8,1 Triliun pada Kuartal I/2024

Jumat, 26 April 2024 | 11:13 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Status PKP Dicabut, Tak Bisa Lapor SPT Masa PPN Normal dan Pembetulan

Jumat, 26 April 2024 | 11:09 WIB PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Secara Neto Kontraksi 8,86 Persen di Kuartal I/2024

Jumat, 26 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS KEPABEANAN

Kriteria Barang Bawaan Impor yang Wajib Diperiksa via Jalur Merah

Jumat, 26 April 2024 | 10:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Sertel ke KPP Hanya Bisa oleh Pengurus Badan, Siapa Saja?

Jumat, 26 April 2024 | 10:00 WIB KABUPATEN KLUNGKUNG

Penerimaan Pajak Belum Optimal, Pemkab Bikin Satgas Libatkan Pemuda