FILIPINA

Imbas Pandemi Covid-19, Jumlah Wirausaha Baru Melonjak

Dian Kurniati | Senin, 25 Januari 2021 | 12:04 WIB
Imbas Pandemi Covid-19, Jumlah Wirausaha Baru Melonjak

Ilustrasi. Warga memakai masker dan pelindung wajah sebagai pencegahan penyebaran virus corona (COVID-19) di sepanjang pasar pinggir jalan di Manila, Filipina, Senin (14/12/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Lisa Marie David/RWA/djo

JAKARTA, DDTCNews – Departemen Perdagangan dan Industri (Department of Trade and Industry/DTI) Filipina mencatat terdapat sekitar 916.000 perusahaan yang mendaftarkan dan memperbarui izin sepanjang 2020.

Menteri Perdagangan dan Industri Ramon Lopez mengatakan sekitar 833.000 atau 91% dari angka tersebut adalah pendaftar baru, sedangkan sisanya perpanjangan izin. Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan izin usaha mencapai level tertinggi sejak 2010.

"Di tengah pandemi, masih banyak peluang yang bisa kita temukan dan lakukan," katanya, dikutip Senin (25/1/2021).

Baca Juga:
Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

Lopez menilai tingginya pendaftaran izin usaha tersebut karena banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi sehingga memutuskan berwirausaha. Meski demikian, departemen belum mencatat jumlah usaha yang telah beroperasi, setelah mengantongi izin.

Sementara itu, pemerintah tengah berupaya untuk mendorong RUU Pemulihan dan Insentif Pajak untuk Perusahaan (Corporate Recovery and Tax Incentives for Enterprises/CREATE) dapat segera disahkan kongres.

RUU tersebut akan berisikan berbagai insentif pajak yang mampu meringankan beban pelaku usaha dengan tujuan untuk mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK), atau bahkan membuka lapangan pekerjaan baru.

Baca Juga:
Otoritas Ini Mulai Pertimbangkan Kembali Program Diskon Cukai Solar

Tingkat pengangguran pada Oktober 2020 mencapai 3,8 juta orang. Pada saat bersamaan, sebanyak 1.751 perusahaan tutup secara permanen, 87.000 perusahaan tutup sementara, dan lebih dari 15.500 perusahaan mengurangi pekerjanya.

RUU CREATE merupakan salah satu bagian dari paket reformasi pajak yang akan memotong tarif pajak penghasilan badan sekaligus merasionalisasikan keringanan pajak. Sejak diperkenalkan sekitar 3 tahun lalu, draf RUU tersebut telah mengalami beberapa kali revisi.

Tarif PPh Badan dipangkas dari 30% menjadi 25%, dan menjadi 20% pada 2027. Pelaku UMKM dengan pendapatan kena pajak bersih hingga P5 juta (Rp1,46 miliar) akan menikmati pengurangan langsung tarif PPh menjadi 20% dari sebelumnya 30%.

Seperti dilansir thestar.com, Departemen Keuangan Filipina mendorong kongres segera mengesahkan RUU tersebut sebelum akhir Januari 2021 sehingga wajib pajak dapat segera melakukan penyesuaian. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Jumat, 26 April 2024 | 17:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Parkir dan Retribusi Parkir?

Jumat, 26 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEAN

Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

Jumat, 26 April 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN-PPnBM Kontraksi 16,1 Persen, Sri Mulyani Bilang Hati-Hati

Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Jumat, 26 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Jumat, 26 April 2024 | 14:37 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Ingin Jadi Anggota OECD, DJP: Prosesnya Sudah On Track

Jumat, 26 April 2024 | 14:00 WIB KANWIL DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara