PEREKONOMIAN INDONESIA

Ekonomi Sanggup Tumbuh 5,72%, Airlangga: Indonesia Jauh dari Resesi

Dian Kurniati | Senin, 07 November 2022 | 18:33 WIB
Ekonomi Sanggup Tumbuh 5,72%, Airlangga: Indonesia Jauh dari Resesi

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 sebesar 5,72% menunjukkan kinerja pemulihan yang impresif.

Airlangga mengatakan data tersebut menunjukkan Indonesia masih kuat di tengah risiko pelemahan ekonomi global. Menurutnya, pertumbuhan pada kuartal III/2022 bahkan lebih kuat dari situasi sebelum pandemi Covid-19.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan kinerja yang impresif. Pertumbuhan ekonomi selama tahun 2022 telah melebihi pertumbuhan sebelum pandemi atau 2019," katanya, Senin (7/11/2022).

Baca Juga:
Harga Beras di Daerah Mulai Turun, Begini Hasil Pantauan BPS

Airlangga mengatakan data pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran telah menggambarkan pemulihan yang kuat. Menurutnya, konsumsi rumah tangga juga terbukti solid karena mampu tumbuh 5,39%.

Kondisi itu juga didukung dengan kinerja investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 4,96%.

Dengan kinerja hingga kuartal III/2022, Airlangga meyakini pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan mencapai 5,2%. Optimisme itu berasal dari tren konsumsi rumah tangga yang menguat, aktivitas investasi yang membaik, serta penguatan ekspor.

Baca Juga:
Di Forum IMF, Sri Mulyani: Konsolidasi Fiskal Tak Ganggu Perekonomian

Dia menyebut ekonomi pada 2022 akan terus membaik sejalan dengan pandemi yang tertangani dan percepatan vaksinasi. Kemudian, ada faktor kenaikan harga komoditas, Presidensi G-20, serta APBN yang tetap bekerja sebagai shock absorber.

Meski demikian, pemerintah akan tetap mewaspadai risiko berupa disrupsi rantai pasok yang masih berlangsung dan volatilitas pasar keuangan global.

Adapun untuk tahun depan, pemerintah akan berupaya menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan memperhatikan risiko berupa naiknya tensi geopolitik global, kenaikan inflasi global, cuaca ekstrem, dan penyempitan ruang fiskal. Dengan memperhatikan faktor risiko tersebut, pertumbuhan ekonomi pada 2023 diperkirakan akan mencapai 5,3%.

"Kita ketahui dari berbagai lembaga juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam range 4,7%-5,1%, artinya tahun depan Indonesia juga diharapkan jauh dari resesi," ujarnya. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 22 April 2024 | 11:50 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Harga Beras di Daerah Mulai Turun, Begini Hasil Pantauan BPS

Senin, 22 April 2024 | 10:25 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Di Forum IMF, Sri Mulyani: Konsolidasi Fiskal Tak Ganggu Perekonomian

Sabtu, 20 April 2024 | 16:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Ada Ketidakpastian, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Sekuat Saat Pandemi

Jumat, 19 April 2024 | 13:44 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Moody’s Pertahankan Rating Kredit Indonesia, Ini Respons Pemerintah

BERITA PILIHAN
Kamis, 25 April 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Diimbau Cek Kebenaran Pemotongan PPh 21 oleh Pemberi Kerja

Kamis, 25 April 2024 | 18:54 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Level SAK yang Dipakai Koperasi Simpan Pinjam Tidak Boleh Turun

Kamis, 25 April 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan e-SKTD untuk Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tagihan Listrik dan Air dalam Sewa Ruangan Kena PPN, Begini Aturannya

Kamis, 25 April 2024 | 17:45 WIB DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN

Imbauan DJPK Soal Transfer ke Daerah pada Gubernur, Sekda, hingga OPD

Kamis, 25 April 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

Kamis, 25 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

WP Tak Lagi Temukan Menu Sertel di e-Nofa, Perpanjangan Harus di KPP

Kamis, 25 April 2024 | 15:45 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ingat, Pakai e-Bupot 21/26 Tidak Butuh Installer Lagi Seperti e-SPT