KEBIJAKAN EKONOMI

Ekonomi RI Mampu Tumbuh 6% dengan Cara Ini

Redaksi DDTCNews | Jumat, 10 Mei 2019 | 09:13 WIB
Ekonomi RI Mampu Tumbuh 6% dengan Cara Ini

JAKARTA, DDTCNews – Gerak perekonomian nasional tidak beranjak dari 5% dalam beberapa tahun terakhir. Fokus pembangunan bergeser kepada sumber daya manusia diprediksi mampu mengerek ekonomi lebih tinggi.

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan ekonomi RI hanya bergerak di kisaran 5% tidak lepas dari gencarnya pembangunan infrastruktur. Besarnya biaya yang digelontorkan pemerintah membuat rasio Incremental Capital Output Ratio (ICOR) RI naik dalam lima tahun terakhir.

"Pemerintah memulai pembangunan infrastruktur besar-besaran. Artinya membangun itu telan biaya mahal sehingga ICOR-nya tinggi karena perlu dana besar untuk dorong 1% pertumbuhan," katanya dalam Musrenbangnas 2019, Kamis (9/5/2019).

Baca Juga:
RUU Daerah Khusus Jakarta Disetujui DPR, Hanya PKS yang Menolak

Mantan Dirjen Pajak itu menyebutkan angka ICOR Indonesia saat ini berada di angka 6. Pada masa lalu, Darmin menyebutkan ICOR berada pada level 4.

Oleh karena itu, menurunkan ICOR disebutnya dapat mengerek ekonomi lebih tinggi. Momentum fokus kebijakan untuk pengembangan SDM menjadi sarana untuk keluar dari stagnansi pertumbuhan 5% dalam lima tahun ke depan.

Hitung-hitungan Darmin menyebutkan rasio tabungan ditambah investasi terhadap PDB sebesar 32%. Dengan ICOR yang dapat ditekan sampai angka 5 maka diharapkan ekonomi dapat tumbuh hingga 6%.

Baca Juga:
Utang Pemerintah Tembus Rp 8.319 triliun pada Akhir Februari 2024

"Pembangunan infrastruktur terus dilanjutkan dan tidak terlalu difokuskan lalu masuk ke SDM dan persoalan pertanahan itu akan menghasilkan capital output lebih rendah, dengan memobilisasi dana yang sama kita bisa hasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Intinya kita dorong ICOR lebih rendah jadi 5 misalnya, maka 32 dibagi 5 dapatnya di kisaran 6%," jelasnya.

Oleh karena itu, pengembangan SDM harus dilaksanakan secara optimal. Sehingga bukan hanya ekonomi yang tumbuh tinggi, namun juga menciptakan pemerataan pendapatan dalam struktur masyarakat.

"Infrastruktur tetap dibutuhkan yang sudah selesai itu 35%, 60% lainnya masuk tahap pembangunan dan 5% masih inisiasi. Tapi kita perlu mengalihkan ke soft infrastruktur," imbuhnya.


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 28 Maret 2024 | 13:15 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

RUU Daerah Khusus Jakarta Disetujui DPR, Hanya PKS yang Menolak

Kamis, 28 Maret 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.319 triliun pada Akhir Februari 2024

Selasa, 26 Maret 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Biaya Buruh Tani Meningkat, Harga Beras Berpotensi Terdampak

Senin, 25 Maret 2024 | 15:37 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Transaksi e-Commerce Diprediksi Tembus Rp 1.730 Triliun pada 2025

BERITA PILIHAN
Jumat, 29 Maret 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perlakuan PPh atas Imbalan Sehubungan Pencapaian Syarat Tertentu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:30 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Disusun, Pedoman Soal Jasa Akuntan Publik dan KAP dalam Audit Koperasi

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Koreksi DPP PPN atas Jasa Pengangkutan Pupuk

Jumat, 29 Maret 2024 | 09:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Batas Waktu Mepet, Kenapa Sih Kita Perlu Lapor Pajak via SPT Tahunan?

Jumat, 29 Maret 2024 | 08:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Cetak Kartu NPWP Tak Perlu ke Kantor Pajak, Begini Caranya