KEBIJAKAN ANGGARAN

Dua Penopang Pertumbuhan di 2016

Awwaliatul Mukarromah | Jumat, 24 Juni 2016 | 13:54 WIB
Dua Penopang Pertumbuhan di 2016

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan menjelaskan di tahun ini konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah diproyeksikan dapat menopang pertumbuhan Indonesia.

Dari laporan terbaru Bank Dunia berjudul Indonesia Economic Quarterly (IEQ), reformasi kebijakan yang berkelanjutan dapat membantu mengatasi perlambatan permintaan dan gejolak pasar keuangan dunia.

Bank Dunia memproyeksi penerimaan lebih rendah dan defisit fiskal yang lebih tinggi sebesar 2,8% dari PDB. Kendati demikian, menurut perhitungan Bank Dunia, 90% target investasi yang tercantum di APBN 2016 awal tetap akan terpenuhi.

Baca Juga:
WP dengan SPT Lebih Bayar atau Rugi Masuk Prioritas Pemeriksaan DJP

“Kebijakan keuangan yang penuh kehati-hatian, peningkatan investasi pemerintah di bidang infrastruktur dan reformasi kebijakan guna memperkuat iklim investasi, telah menopang Indonesia dalam mempertahankan pertumbuhannya di kisaran 5,1%,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Rodrigo Chaves, seperti dilansir dari siaran pers Bank Dunia pada Jumat (24/06).

Di sisi lain, tambahnya, Indonesia juga perlu meningkatkan investasi swasta. Ini ditujukan untuk menyeimbangkan tekanan pada pendapatan pemerintah, yang dapat membatasi rencana investasi pemerintah untuk pembangunan infrastruktur. Selain itu, terkait pelemahan sektor komoditas, Indonesia harus mulai memperluas sektor manufaktur dan jasa.

“Ekonomi dunia yang kurang cemerlang dapat membatasi investasi yang diperlukan. Akan tetapi, keberlanjutan reformasi akan membantu Indonesia mendorong kepercayaan investor," tambahnya.

Bank Dunia mencatat sejumlah reformasi kebijakan telah diumumkan Indonesia sejak bulan September 2015, khususnya perdagangan dan investasi, mulai mengalami deregulasi. Namun, belum dapat dipastikan apakah kebijakan dilaksanakan dengan baik, dan banyak sektor tetap tertutup atau sebagian tertutup untuk investor asing.*

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 08 Mei 2024 | 06:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

WP dengan SPT Lebih Bayar atau Rugi Masuk Prioritas Pemeriksaan DJP

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:30 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Jokowi Bandingkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Negara Lain

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Defisit APBN 2025 Dipatok 2,45-2,8 Persen, Perlu Disiplin Fiskal

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Konsumsi Masih Kuat, Proyeksi BI soal Ekonomi 2024 Tidak Berubah

BERITA PILIHAN
Rabu, 08 Mei 2024 | 09:07 WIB KURS PAJAK 08 MEI 2024 - 15 MEI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Akhirnya Rupiah Kembali Menguat Atas Dolar AS

Rabu, 08 Mei 2024 | 08:00 WIB LITERATUR PAJAK

Pentingnya Belajar Pajak dalam Bahasa Inggris, Cek Platform Ini

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

WP dengan SPT Lebih Bayar atau Rugi Masuk Prioritas Pemeriksaan DJP

Selasa, 07 Mei 2024 | 19:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pilih Pakai Tarif PPh Umum, Perlukah WP Badan Sampaikan Pemberitahuan?

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:43 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

UU Belum Direvisi, WNI Belum Bisa Berkewarganegaraan Ganda

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:30 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Jokowi Bandingkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Negara Lain

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:11 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Tak Paham Ketentuan Impor, Importir Bisa Manfaatkan Jasa PPJK

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:05 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Catat! Batas Akhir Penyetoran PPh Masa April 2024 Mundur ke 13 Mei