BERITA TERKINI
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat harga minyak kelapa sawit (CPO) mengalami penurunan sehingga berdampak terhadap tarif bea keluar yang berlaku pada Desember 2025.
Plt. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Tommy Andana mengatakan harga referensi CPO pada Desember 2025 senilai US$926,14/MT atau turun 3,9% dari bulan sebelumnya. Berdasarkan harga referensi tersebut, pemerintah menetapkan bea keluar CPO sebesar US$74/MT pada bulan ini, atau turun dari bulan lalu US$124/MT.
"Harga referensi CPO Desember 2025 turun dibandingkan periode November 2025. Merujuk pada PMK yang berlaku, pemerintah menetapkan bea keluar CPO sebesar US$74/MT dan pungutan ekspor CPO sebesar 10% dari harga referensi, yaitu US$92,6142/MT untuk periode Desember 2025," katanya, dikutip pada Selasa (2/12/2025).
Tommy mengatakan penetapan tarif bea keluar atas ekspor CPO dan produk turunannya mengacu pada PMK 38/2024 s.t.d.d PMK 68/2025. Pada kolom 6 Lampiran Huruf C PMK tersebut, diatur tarif bea keluar senilai US$74/MT berlaku berdasarkan harga referensi CPO pada periode 1-31 Desember 2025.
PMK 38/2024 s.t.d.d PMK 68/2025 mengatur harga referensi CPO di atas US$680/MT bakal kena bea keluar. Pengaturan tersebut bertujuan mengantisipasi perubahan harga CPO di pasar global serta mendukung kebijakan hilirisasi.
Dia menerangkan penetapan harga referensi CPO bersumber dari rata-rata harga selama periode 20 Oktober–19 November 2025 pada Bursa CPO di Indonesia sebesar US$851,80/MT, Bursa CPO di Malaysia sebesar US$1.203,74/MT, dan harga Port CPO Rotterdam sebesar US$1.203,74/MT.
Merujuk pada Permendag 46/2022, bila terdapat perbedaan harga rata-rata pada 3 sumber harga sebesar lebih dari US$40, maka perhitungan harga referensi CPO menggunakan rata-rata dari dua sumber harga yang menjadi median dan sumber harga terdekat dari median.
Artinya, harga referensi bersumber dari Bursa CPO di Malaysia dan Bursa CPO di Indonesia. Berdasarkan perhitungan tersebut, harga referensi CPO ditetapkan sebesar US$926,14/MT.
Penurunan harga referensi CPO periode ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor global, antara lain penurunan harga minyak nabati lain seperti minyak kedelai serta melemahnya permintaan dari negara importir utama seperti India.
"Penurunan juga dipengaruhi penguatan nilai dolar Amerika Serikat serta turunnya harga minyak mentah dunia," ujar Tommy.
Sementara itu, harga referensi biji kakao periode Desember 2025 ditetapkan sebesar US$5.977,46/MT atau turun 6,23% dari bulan lalu. Hal ini berdampak pada penurunan harga patokan ekspor (HPE) biji kakao pada Desember 2025 menjadi US$5.604/MT atau turun 6,45% dari periode sebelumnya senilai US$5.990/MT.
Penurunan harga referensi dan HPE biji kakao dipicu oleh meningkatnya suplai global seiring dengan membaiknya produksi di negara-negara produsen utama di Afrika Barat.
Bea keluar biji kakao periode Desember 2025 merujuk pada kolom 4 Lampiran Huruf B PMK 38/2024 s.t.d.d PMK 68/2025 sebesar 7,5%. Melalui PMK 68/2025 yang terbit belum lama ini, pemerintah memang menurunkan tarif bea keluar untuk biji kakao.
Misal, tarif bea keluar atas biji kakao dengan harga seharga lebih dari US$3.500/MR kini diturunkan dari 15% menjadi tinggal 7,5%.
Di sisi lain, dalam PMK 68/2025 juga ditetapkan getah pinus kini turut dikenai bea keluar. Merujuk pada lampiran PMK tersebut, getah pinus yang termasuk dalam pos tarif ex 1301.90.90 dikenai bea keluar sebesar 25%. (dik)
