Presiden Jokowi di sela penyerahan KUR Klaster di Istana Negara.
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara khusus meminta direktur utama bank-bank BUMN untuk meningkatkan porsi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Jokowi memandang, baru BRI saja yang realisasi penyaluran KUR-nya cukup tinggi.
Apalagi secara umum, ujar Jokowi, porsi penyaluran kredit untuk UMKM baru di kisaran 20%. Angka ini masih cukup jauh dari target pemerintah, yakni penyaluran kredit UMKM mencapai 30% pada 2024.
"Saya tahu BRI pasti sudah di atas (target), [sudah] 84%. Sangat tinggi sekali. Tetapi bank-bank lain juga harus didorong agar memiliki kepedulian untuk mengurus yang mikro, kecil, dan menengah," kata Jokowi dalam penyerahan KUR klaster di Istana Negara, Senin (19/12/2022).
KUR dianggap menjadi salah satu solusi pembiayaan yang bisa membantu pelaku UMKM berkembang. Apalagi UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia karena lebih dari 99% pelaku usaha di Tanah Air adalah UMKM.
Untuk menggenjot penyaluran KUR ini, Kementerian Koperasi dan UKM menyusun skema penyaluran baru, yakni skema KUR Klaster. KUR Klaster merupakan skema penyaluran KUR kepada pelaku UMKM secara kolektif, terintegrasi dari hulu ke hilir melalui offtaker atau agregator. Hal ini diyakini akan mengurangi kredit macet karena kualitas UMKM terjaga dan terjamin.
Salah satu contoh agregator KUR Klaster adalah pusat oleh-oleh Krisna di Bali. Di bawah 'Krisna Oleh-oleh', ada banyak UMKM yang tergabung dan mendapat bantuan pendanaan melalui KUR.
Pemerintah mencatat saat ini sudah ada 14.888 KUR Klaster yang mengakses KUR. Klaster-klaster yang ada telah menaungi sedikitnya 1,3 juta pelaku UMKM.
Sampai dengan 15 Desember 2022, KUR yang sudah tersalur melalui KUR Klaster mencapai Rp4,8 triliun. Angka ini setara 96,7% dari target KUR Klaster, yakni Rp4,9 triliun.
Presiden Jokowi menekankan bahwa pemerintah tidak pernah lepas menyokong pengembangan UMKM. Saat ini sudah 39,4 juta pelaku UMKM yang tersentuh oleh KUR. Melalui kebijakan KUR Klaster, Jokowi berharap penyaluran kredit bisa lebih akurat kepada pelaku UMKM yang benar-benar serius mengembangkan usahanya.
"Kalau sudah terkumpul itu enak. Yang meminjamkan juga enggak ngurus satu per satu," kata Jokowi. (sap)