Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PTÂ Selaras Citra Nusantara Perkasa, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis target investasi di sektor manufaktur tahun ini senilai Rp323,56 triliun akan tercapai. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc)
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat realisasi investasi di sektor manufaktur pada kuartal I/2021 mencapai Rp88,3 triliun atau tumbuh 38% dari periode yang sama tahun lalu.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pertumbuhan investasi di sektor manufaktur tersebut menunjukkan kepercayaan investor yang tetap tinggi di tengah pandemi Covid-19. Dia optimistis target investasi di sektor manufaktur tahun ini yang senilai Rp323,56 triliun akan tercapai.
"Hal ini sejalan dengan tekad pemerintah dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan memberikan kemudahan izin usaha dan berbagai insentif menarik," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (27/4/2021).
Agus mengatakan pemerintah telah berupaya menarik lebih banyak investasi dengan menawarkan berbagai kemudahan berusaha dan insentif. Dia senang semakin banyak pemilik yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi.
Menperin juga menyebut banyak pelaku industri di dalam negeri yang tetap melakukan ekspansi meski dihantam pandemi Covid-19. Menurutnya, ekspansi itu akan memberikan multiplier effect yang lebih besar bagi pemulihan ekonomi nasional.
Dia menjelaskan selama ini investasi di sektor industri telah berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal, menggerakkan sektor industri kecil, serta memacu ekspor. Oleh karena itu, Kemenperin akan berupaya menjaga sektor industri agar tetap bisa berproduksi.
Sejak awal pandemi, pemerintah telah memberikan banyak insentif pajak, seperti pembebasan pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 impor, potongan angsuran PPh Pasal 25, penurunan tarif PPh badan, serta restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) dipercepat.
Selain itu, mulai Maret 2021 pemerintah memberikan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) pada kendaraan bermotor ditanggung pemerintah (DTP) dan pajak pertambahan nilai (PPN) atas rumah DTP.
Kedua insentif itu bertujuan meningkatkan konsumsi kelas menengah, dan pada akhirnya akan berdampak pada perbaikan kinerja industri otomotif dan properti. "Investasi akan menjadi faktor penggerak pertumbuhan sektor industri," ujar Agus. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.