BIAYA LOGISTIK

Pengusaha Curhat Ongkos Logistik Mahal, Begini Kata Wamenkeu

Dian Kurniati
Jumat, 02 April 2021 | 07.01 WIB
Pengusaha Curhat Ongkos Logistik Mahal, Begini Kata Wamenkeu

Suasana di Pelabuhan Tanjung Priok, beberapa waktu lalu. Pelakuk usaha pada Kamis (1/4/2021), menyampaikan curahan hatinya kepada Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengenai mahalnya ongkos logistik yang perusahaanya alami. (Foto: Antara)

MALANG, DDTCNews - Pengusaha Alim Markus menyampaikan curahan hatinya kepada Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengenai mahalnya ongkos logistik yang perusahaanya alami di Pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur.

Alim yang juga Presiden Direktur Maspion Group tersebut mengatakan petugas Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) tidak membolehkan perusahaannya melakukan kegiatan bongkar muatan barang secara langsung (truck lossing).

Di sisi lain, PT Maspion telah memiliki gudang yang dapat digunakan untuk penimbunan barang-barang sebelum melunasi bea masuknya (gudang entreport).

"Padahal dari kapal langsung ke truck lossing dan dibawa ke gudang entreport sangat efisien. Jadi ini kenapa kok kami masih high cost?" tanyanya ketika bertemu Suahasil di acara temu stakeholders untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional, Kamis (1/4/2021).

Alim mengatakan pemerintah harus mendukung pemulihan sektor usaha melalui kemudahan proses ekspor-impor di pelabuhan. Dia berharap proses impor bahan baku di Pelabuhan Tanjung Perak semakin mudah dan cepat agar ongkos logistiknya lebih rendah.

Mendengar curhatan Alim, Suahasil menjelaskan pemerintah pemerintah saat ini telah memulai implementasi Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem/NLE). Pelabuhan Tanjung Perak termasuk pelabuhan yang sudah menerapkan sistem tersebut.

Dengan NLE, pengusaha cukup sekali memasukkan dokumen untuk izin ekspor-impor karena semua kementerian/lembaga dapat langsung mengaksesnya melalui satu sistem yang terintegrasi. Selain itu, ada joint inspection untuk mempercepat proses pemeriksaan barang sehingga barang bisa segera keluar dari pelabuhan.

Menurut Suahasil, implementasi NLE akan terus disempurnakan oleh Lembaga National Single Window. Namun, dia juga membuka peluang jika pengusaha ingin berdiskusi atau memberi masukan untuk memperbaiki sistem perizinan yang saat ini berlaku.

"Kami beri target supaya submission dokumen ekspor impor itu single. Dunia usaha lapornya single, nanti di dalam itu diatur, moga-moga menjadi lebih baik," ujarnya. (Bsi)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.