JAKARTA, DDTCNews - Sejumlah anggota Komisi XI DPR menilai literasi keuangan menjadi kunci untuk melindungi masyarakat dari jebakan pinjaman online (pinjol) ilegal dan rentenir.
Anggota Komisi XI DPR Didik Haryadi mengatakan tingkat literasi keuangan yang rendah cenderung membuat masyarakat tidak mampu memanfaatkan layanan pembiayaan legal dan resmi. Ia pun khawatir makin banyak masyarakat mudah tergiur dengan tawaran pinjaman cepat berbunga tinggi dari pinjol ilegal.
"Banyak masyarakat tidak tahu ada program kemudahan kredit UMKM. Akibatnya, mereka terjerat pinjaman ilegal berbunga tinggi," ujarnya, dikutip pada Senin (10/11/2025).
Senada, Anggota Komisi XI DPR Hasanudin Wahid berpandangan pemerintah perlu menggencarkan edukasi keuangan kepada masyarakat luas. Menurutnya, edukasi semestinya tidak hanya terbatas bagi warga perkotaan saja.
Dia menegaskan edukasi keuangan juga harus menjangkau tingkat paling bawah perekonomian rakyat seperti koperasi dan kelompok usaha kecil. Dengan begitu, pelaku ekonomi kecil bisa lebih mandiri secara finansial, tidak mudah tertipu oleh pinjol ilegal, dan mampu mengembangkan usahanya karena lebih bijak memilih layanan pembiayaan.
"Kalau edukasi kuat, masyarakat akan lebih bijak memilih sumber pembiayaan," kata Hasanudin.
Pemerintah sebelumnya mencatat tingkat inklusi keuangan sudah cukup tinggi di angka 92,74%, tetapi tingkat literasi keuangan masyarakat baru 66,64%. Dengan demikian, terdapat kesenjangan (gap) sebesar 26,1 poin persentase.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan tingkat inklusi keuangan yang sebesar 92,74% menandakan makin luasnya akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal. Namun, tingkat literasi keuangan yang rendah menunjukkan kemampuan orang-orang untuk memahami dan memiliki wawasan tentang keuangan juga masih rendah.
Airlangga menilai kesenjangan tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan edukasi dan pemberdayaan masyarakat ke depannya. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih 'melek' keuangan dan menghindari kesalahan yang bisa merugikan dirinya sendiri. (dik)
