APBN 2025

APBN Defisit Rp104,2 Triliun, Sri Mulyani: Masih Sesuai Desain Awal

Aurora K. M. Simanjuntak
Rabu, 30 April 2025 | 13.54 WIB
APBN Defisit Rp104,2 Triliun, Sri Mulyani: Masih Sesuai Desain Awal

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan paparan dalam acara APBN Kita, Rabu (30/4/2025).

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan mencatat kinerja APBN hingga Maret 2025 mengalami defisit senilai Rp104,2 triliun atau setara dengan 0,43% terhadap PDB.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan defisit anggaran masih sesuai dengan desain APBN 2025 yang menargetkan angka defisit Rp616,2 triliun atau sebesar 2,53% dari PDB.

"Defisit pada akhir 31 Maret 2025 senilai Rp104,2 triliun, APBN 2025 dirancang dengan defisit Rp616,2 triliun seperti sudah disepakati dengan DPR," katanya dalam Konferensi Pers APBN Kita, Rabu (30/4/2025).

Sri Mulyani menegaskan defisit APBN sepanjang kuartal I/2025 masih dalam tahap aman karena sesuai dengan desain awal. Pada APBN 2025, pemerintah merancang defisit anggaran senilai Rp616,19 triliun atau 2,53% dari PDB.

Dia menjelaskan defisit tersebut telah diukur untuk melakukan counter cyclical guna mendukung pemulihan ekonomi. Selain itu, lanjutnya, defisit ini juga untuk mengakselerasi program-program Presiden Prabowo Subianto.

"Counter cyclical untuk mendukung pemulihan ekonomi dan akselerasi  pembangunan nasional di bawah Presiden Prabowo, tetapi tetap terukur," tuturnya.

Sejalan dengan itu, Sri Mulyani meyakini defisit APBN periode Januari-Maret 2025 senilai Rp104,2 triliun atau sebesar 0,43% dari PDB, tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi fiskal Indonesia secara umum.

"Ini bukan hal yang menimbulkan kekhawatiran karena masih dalam desain APBN awal," tegasnya.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan pendapatan negara hingga Maret 2025 mencapai Rp516,1 triliun, turun 16,75% dari periode yang sama tahun lalu. Realisasi tersebut setara dengan 17,2% dari target sejumlah Rp3.005,13 triliun.

Pendapatan negara utamanya ditopang penerimaan perpajakan senilai Rp400,1 triliun, turun 13,5%. Angka tersebut terdiri atas penerimaan pajak Rp322,6 triliun, turun 18,1% serta kepabeanan dan cukai Rp77,5 triliun yang tumbuh 12,3%. Adapun PNBP terealisasi Rp115,9 triliun, turun 26%.

Di sisi lain, belanja negara terealisasi Rp620,3 triliun, tumbuh 1,36%. Realisasi ini setara dengan 17,1% dari pagu belanja senilai Rp3.621,31 triliun. Realisasi belanja negara ini terdiri atas belanja pemerintah pusat senilai Rp413,2 triliun dan transfer ke daerah Rp207,1 triliun.

Sri Mulyani menambahkan kementerian/lembaga saat ini sudah mulai melakukan banyak belanja untuk sejumlah program. Dia berharap program-program yang dicanangkan dapat mendukung geliat ekonomi pada tahun ini.

"Kabinet baru ini sekarang sudah mulai fokus menjalankan program dan harapkan ini akan menggerakkan ekonomi, mereka masa transisi sudah selesai, birokrasi fokus menjalankan [program], termasuk berbagai perubahan belanja," ujarnya.

Tambahan informasi, keseimbangan primer pada akhir Maret 2025 tercatat masih surplus Rp17,5 triliun. Adapun untuk pembiayaan anggaran, realisasinya mencapai Rp250 triliun atau 40,6% dari target. (rig)

Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?
Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel dan dapatkan berita pilihan langsung di genggaman Anda.
Ikuti sekarang! Klik tautan: link.ddtc.co.id/WACDDTCNews

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.