Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah). (foto: hasil tangkapan layar akun media sosial @smindrawati)
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat mengumpulkan seluruh pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjelang masa jabatannya di Kabinet Indonesia Maju berakhir pada 20 Oktober 2024.
Sri Mulyani mengatakan kegiatan diskusi bersama jajaran pimpinan Kemenkeu ini rutin dilaksanakan untuk membangun komunikasi dan menguatkan sinergi. Dalam diskusi kali ini, salah satu isu yang dibahas ialah optimalisasi penerimaan pajak 2025 melalui coretax administration system.
"Kami membahas beberapa isu strategis...di antaranya optimalisasi penerimaan pajak tahun anggaran 2025 melalui sistem coretax," katanya melalui Instagram @smindrawati, dikutip pada Senin (14/10/2024).
Sri Mulyani menuturkan isu strategis yang dibahas dalam diskusi utamanya terkait dengan tata kelola organisasi serta tugas dan fungsi Kemenkeu. Selain coretax, turut dibahas pula reformasi birokrasi dan transformasi kelembagaan Kemenkeu, serta penguatan sinergi fiskal pusat dan daerah.
Pada APBN 2025, pemerintah menargetkan penerimaan pajak senilai Rp2.189,3 triliun, naik 13,9% dari outlook penerimaan pajak pada tahun ini senilai Rp1.921,9 triliun.
Pemerintah pun menyiapkan beberapa strategi untuk mengejar target perpajakan pada tahun depan di antaranya perluasan basis pajak, peningkatan kepatuhan wajib pajak, dan penerapan coretax system. Rencananya, coretax akan diterapkan pada akhir tahun ini, serta mencakup 21 proses bisnis.
Proses bisnis yang dimaksud antara lain pendaftaran, pengawasan kewilayahan atau ekstensifikasi, pengelolaan SPT, pembayaran, data pihak ketiga, exchange of information, penagihan, taxpayer account management, dan compliance risk management (CRM).
Selanjutnya, ada pemeriksaan, pemeriksaan bukper dan penyidikan, business intelligence, document management system, data quality management, keberatan dan banding, non-keberatan, pengawasan, penilaian, layanan edukasi, dan knowledge management. (rig)