Ilustrasi,
JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia mencapai US$145,4 miliar pada Juli 2024, lebih tinggi bila dibandingkan dengan cadangan devisa Juni 2024 yang hanya senilai US$140,2 miliar.
Kenaikan cadangan devisa tersebut disebabkan oleh penerbitan sukuk global oleh pemerintah serta penerimaan dari pajak dan jasa.
"Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ungkap BI, dikutip Rabu (7/8/2024).
Menurut BI, posisi cadangan devisa saat ini mampu menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan. Ke depan, cadangan devisa diperkirakan tetap memadai dan mampu mendukung ketahanan sektor eksternal.
Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap surplus dinilai akan mendukung terjaganya ketahanan sektor eksternal ke depan.
"BI juga terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tulis BI dalam keterangan resminya.
Untuk diketahui, cadangan devisa Indonesia sempat turun drastis dari yang awalnya senilai US$145,1 miliar pada Januari 2024 menjadi tinggal senilai US$136,2 miliar pada April 2024. Turunnya cadangan devisa disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah.
Kalau itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengimbau masyarakat untuk tidak merespons penurunan cadangan devisa secara negatif. Menurutnya, cadangan devisa memang perlu dimanfaatkan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dalam hal terjadi capital outflow.
"Memang kita kumpulkan waktu panen, sekarang lagi terjadi outflow, lagi perlu stabilitas. Kami pastikan stoknya itu jauh lebih cukup dari yang kita perlukan," ungkap Perry pada Mei 2024.
Perry pun kala itu mengatakan cadangan devisa akan naik sejalan dengan dengan capital inflow dan stabilisasi nilai tukar rupiah. "Kami perkirakan inflow dan stabilitas nilai tukar akan meningkatkan cadangan devisa ke depan. Kami akan pastikan cadangan devisa akan naik," ujar Perry. (sap)