DDTC Exclusive Webinar berjudul Mastering the Strategies for Effective Transfer Pricing of Intangibles.
PERSOALAN transfer pricing aset tak berwujud (intangibles) merupakan area hukum pajak internasional yang kompleks dan terus berkembang. Dalam hal ini, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) telah berupaya mengembangkan panduan dan aturan untuk transfer pricing atas aset tak berwujud, yang bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan multinasional mengalokasikan keuntungan mereka dengan cara yang mencerminkan realitas ekonomi dari operasi bisnis mereka.
Salah satu tantangan utama dalam penetapan harga transfer aset tak berwujud adalah menentukan nilai aset tak berwujud yang ditransfer. Dalam jurnal OECD yang bertajuk Transfer Pricing Aspects of Intangibles: The OECD Project, disebutkan bahwa valuasi aset tak berwujud sulit dilakukan karena sifatnya yang unik dan nilainya sering kali diperoleh dari interaksinya dengan aset dan aktivitas lain di dalam perusahaan multinasional.
Dalam transfer pricing guidelines-nya, OECD telah mengembangkan kerangka kerja untuk menganalisis masalah penetapan harga transfer terkait aset tak berwujud, yang menekankan perlunya mempertimbangkan manfaat yang diharapkan dari aset tak berwujud ketika menentukan harga yang wajar.
Tantangan lain dalam penetapan harga transfer atas aset tidak berwujud adalah meningkatnya digitalisasi ekonomi global. Hal ini telah menyebabkan pengembangan model bisnis baru dan penciptaan jenis aset tak berwujud baru, seperti data dan algoritme. Perkembangan ini telah mempersulit penentuan nilai aset tak berwujud dan meningkatkan kompleksitas pengaturan harga transfer.
Pandemi Covid-19 juga berdampak pada penetapan harga transfer aset tak berwujud. Pandemi ini telah mengganggu rantai pasokan global dan memengaruhi profitabilitas banyak perusahaan multinasional. Hal ini menyebabkan peningkatan fokus pada alokasi kerugian dan biaya luar biasa yang timbul dari krisis dan telah menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana menyesuaikan pengaturan harga transfer untuk mencerminkan realitas ekonomi dari situasi tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, ada kekhawatiran yang berkembang tentang penggunaan transfer pricing atas aset tidak berwujud untuk tujuan penghindaran pajak. Hal ini disampaikan dalam Guidance for Tax Administrations on the Application of the Approach to Hard-to-Value Intangibles yang diterbitkan OECD.
Beberapa perusahaan multinasional telah dituduh mengalihkan keuntungan mereka ke yurisdiksi dengan pajak rendah dengan menggelembungkan harga aset tak berwujud secara artifisial. Untuk mengatasi masalah ini, OECD telah mengembangkan peraturan dan langkah-langkah khusus untuk transfer aset tak berwujud yang sulit dinilai, yang bertujuan untuk mencegah erosi basis dan pengalihan laba dengan memindahkan aset tak berwujud di antara anggota grup.
Secara keseluruhan, penetapan harga transfer atas aset tidak berwujud merupakan bidang hukum pajak internasional yang kompleks dan menantang. Hal ini membutuhkan analisis yang cermat atas manfaat yang diharapkan dari aset tidak berwujud dan realitas ekonomi dari operasi bisnis perusahaan multinasional.
Panduan dan aturan OECD untuk penetapan harga transfer atas aset tidak berwujud memberikan kerangka kerja untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, tetapi penerapannya memerlukan pertimbangan yang cermat atas fakta dan keadaan spesifik dari setiap kasus.
Untuk memperdalam pemahaman mengenai penetapan harga transfer atas aset tidak berwujud, pada bulan November mendatang, yakni Kamis, 16 November, DDTC Academy mengadakan Exclusive Webinar berjudul Mastering the Strategies for Effective Transfer Pricing of Intangibles.
Topik yang akan dibahas antara lain:
Transfer pricing of intangibles in the post-BEPS era under PMK 22/2020 and OECD Transfer Pricing Guidelines 2022
The arm’s length principle of intangibles
Comparability factors in selecting comparables
Synergies in the transfer pricing of intangibles
Hard-to-value intangibles and their valuation
Parties entitlement of intangible related return
DEMPE functional analysis for intangibles
Quantifying benefits obtained by using intangible property
Software usage which can be classified as royalty
Marketing intangible related return and it’s allocation
Application of bright line test for intangibles
Minimizing transfer pricing audit risk and issues
Recent case studies in transfer pricing for intangibles
Melengkapi pemahaman dan pengalaman yang diperoleh peserta, webinar ini dilengkapi dengan pembahasan mengenai studi kasus terkini terkait kasus-kasus aset tidak berwujud yang nyata.
Materi webinar akan dibawakan oleh profesional transfer pricing DDTC, yakni Manager of Transfer Pricing Services DDTC Muhammad Putrawal Utama dan Tax Expert DDTC Atika Ritmelina Marhani.
Muhammad Putrawal Utama adalah praktisi berpengalaman di bidang dokumentasi transfer pricing, mutual agreement procedure (MAP), dan advance pricing agreement (APA). Putrawal juga memimpin tim khusus yang menangani isu transfer pricing terkait dengan aset tidak berwujud dan transaksi keuangan.
Narasumber kedua, Atika Ritmelina Marhani, merupakan profesional DDTC yang telah berpengalaman dalam melakukan studi transfer pricing. Atika juga telah bersertifikasi transfer pricing ADIT dan merupakan konsultan pajak berlisensi.
Atika baru saja menempuh pendidikan magister hukumnya (LL.M) di jurusan hukum pajak internasional di Vienna University of Economics and Business (WU). Bersama Darussalam dan Danny Septriadi, Atika baru saja menerbitkan Transfer Pricing: Ide, Strategi, dan Panduan Praktis dalam Perspektif Pajak Internasional (Edisi Kedua: Volume II).
Webinar kali ini diadakan secara online melalui Zoom Meeting pukul 09.30 hingga 12.00 WIB.
Daftarkan diri Anda pada link berikut:
https://academy.ddtc.co.id/seminar
Membutuhkan informasi lebih lanjut? Hubungi Hotline DDTC Academy (+62)812-8393-5151 / [email protected] (Vira) atau melalui media sosial DDTC Academy Instagram (@ddtcacademy), Facebook (DDTC Academy), Twitter (@ddtcacademy), Telegram Channel (DDTCAcademy), dan LinkedIn Group (DDTC Academy). (sap)