Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) memimpin pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN (AFMGM) ke-10 di Jakarta, Jumat (25/8/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan ada berbagai topik yang dibahas selama 10th ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM).
Sri Mulyani mengatakan pertemuan AFMGM ini mendiskusikan perkembangan agenda kerja sama keuangan serta kondisi ekonomi global maupun regional yang masih dinamis. Menurutnya, pertemuan juga menitikberatkan pada pentingnya memperkuat bauran kebijakan makroekonomi di Asean untuk memastikan stabilitas ekonomi kawasan.
"Pertemuan ini menekankan pentingnya kebijakan yang terkoordinasi dengan baik untuk mengatasi berbagai risiko yang ada," ujarnya, dikutip pada Sabtu (26/8/2023).
Sri Mulyani mengatakan ada 3 hal strategis yang menjadi tujuan AFMGM. Ketiganya, yakni mendorong pemulihan dan pembangunan kembali ekonomi pascapandemi, memajukan konektivitas di tengah ekonomi digital, serta mempromosikan pembiayaan keberlanjutan.
Dia menyebut pada pertemuan dibahas strategis menjaga momentum dan secara kolektif menavigasi tantangan yang masih terjadi. Tantangan tersebut di antaranya peningkatan tensi geopolitik, kenaikan tekanan utang dan keterbatasan ruang kebijakan, ketahanan pangan dan energi, ancaman kemajuan teknologi, serta risiko perubahan iklim.
Negara Asean pun berkomitmen meningkatkan kolaborasi dengan badan-badan sektoral lainnya untuk mengatasi tantangan global dan regional yang muncul melalui upaya bersama.
Sri Mulyani menyebut pertemuan ini juga menetapkan langkah untuk melanjutkan kerja sama dan kemajuan dalam lanskap kesehatan dan keuangan kawasan Asean. Sebagaimana dilaporkan oleh studi ADB, perlu ada memobilisasi modalitas pendanaan di kawasan untuk mengantisipasi pandemi berikutnya, termasuk melalui Asean Response Fund.
"Pesan dari kerja sama regional ini sangat penting terutama melihat kondisi dinamika dan tantangan global saat ini," ujarnya.
Sebagai upaya mendorong pertumbuhan secara keberlanjutan, dia menambahkan negara Asean turut mendiskusikan strategi meningkatkan pembiayaan infrastruktur kawasan dengan memposisikan ulang Asean Infrastructure Fund (AIF). Dalam hal ini, para menteri sepakat menyeleraskan pembiayaan AIF dengan Taksonomi Asean untuk Keuangan Berkelanjutan, memperkuat proses bisnis AIF, serta melakukan kajian untuk optimalisasi modal AIF yang ada. (sap)