KEBIJAKAN KEPABEANAN

Performa Logistik RI Turun Peringkat, Pemerintah Optimalkan Peran NLE

Dian Kurniati
Kamis, 20 Juli 2023 | 08.45 WIB
Performa Logistik RI Turun Peringkat, Pemerintah Optimalkan Peran NLE

Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.

JAKARTA, DDTCNews - World Bank telah merilis data logistics performance index (LPI) sebagai indikator kinerja logistik antarnegara di dunia. Dalam daftar tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-63 dari 139 negara di dunia pada 2023. Indonesia turun 17 peringkat dari posisi 46 pada tahun 2018.

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan DJBC Encep Dudi Ginanjar mengatakan arus distribusi logistik masih menjadi tantangan yang mendasar bagi Indonesia. Pemerintah pun membuat terobosan untuk mengefisienkan biaya logistik melalui pembangunan national logistics ecosystem (NLE).

"NLE adalah sebuah platform digital layanan logistik dari hulu (kedatangan kapal) hingga hilir (warehouse/pabrik) dengan memfasilitasi kolaborasi kementerian/lembaga, perusahaan terkait, serta pelaku logistik," katanya, dikutip pada Kamis (20/7/2023).

Encep mengatakan kelancaran kegiatan ekspor dan impor dipengaruhi oleh beragam faktor, salah satunya biaya logistik. Biaya logistik tersebut akan mempengaruhi ongkos produksi sehingga turut menentukan harga jual produk akhir.

Di Indonesia, arus distribusi logistik masih menantang karena kondisi geografis dan karakteristik lingkungan yang beragam. Dengan kondisi ini, NLE diimplementasikan untuk memberikan kemudahan bagi pengguna jasa sekaligus menghemat biaya logistik.

Instruksi Presiden (Inpres) 5/2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional telah mengamanatkan implementasi NLE untuk meningkatkan kinerja logistik nasional. Jika efisiensi logistik membaik, iklim investasi juga akan ikut meningkat.

Pembenahan layanan logistik melalui NLE melingkupi 4 pilar. Pertama, simplifikasi proses bisnis layanan pemerintah untuk mengurangi duplikasi melalui single submission pabean dan karantina, pengangkutan, manifes, serta perizinan.

Kedua, kolaborasi platform logistik yang misalnya mencakup penyedia transportasi, shipping dan gudang. Ketiga, kemudahan pembayaran. Keempat, kemudahan tata ruang logistik.

"Dengan adanya kolaborasi digital dalam satu platform yakni NLE, pemerintah memastikan kelancaran pergerakan arus barang ekspor dan impor, maupun pergerakan arus barang domestik, baik antardaerah dalam satu pulau, maupun antarpulau," ujarnya.

Encep menambahkan sinergi NLE telah dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia. Pemerintah pun berupaya memperluas implementasi NLE, termasuk di bandara. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
Facebook DDTC
Twitter DDTC
Line DDTC
WhatsApp DDTC
LinkedIn DDTC
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.