Ilustrasi BI.
JAKARTA, DDTCNews – Cadangan devisa pada akhir Maret 2019 tercatat kembali meningkat tipis dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penerimaan devisa migas menjadi salah satu pemicu peningkatan devisa ini.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko memaparkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2019 tercatat senilai US$124,5 miliar. Angka ini mencatatkan kenaikan dibandingkan dengan akhir Februari 2019 senilai US$123,3 miliar.
“Peningkatan cadangan devisa pada Maret 2019 dipengaruhi antara lain oleh penerimaan devisa migas dan penerimaan valas lainnya,” kata Onny, seperti dikutip dari laman resmi BI, Senin (8/3/2019).
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,0 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Nilai tersebut, sambungnya, juga masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank sentral, lanjut Onny, menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. BI melihat cadangan devisa masih akan tetap memadai di waktu-waktu ke depan.
“Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik,” imbuhnya.
Adapun dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 20—21 Maret 2019, otoritas memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Keputusan tersebut, menurut BI, konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal perekonomian. Langkah ini terutama untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik. (kaw)