Penumpang memberi makan burung camar saat mereka berlayar melalui Bosphorus dengan feri di Istanbul, Turki, Senin (24/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas/rwa/sad.
ISTANBUL, DDTCNews – Badan Statistik Turki melaporkan tingkat inflasi pada Januari 2022 sebesar 48,7%. Pencapaian ini jadi inflasi tertinggi yang dialami Turki dalam 2 dekade terakhir.
Inflasi tersebut dikarenakan harga barang konsumen yang naik 11,1% dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, nilai tukar lira terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga melemah hingga 44% year on year (yoy) pada bulan lalu.
“Kenaikan harga-harga ini merupakan yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir,” tulis Turkish Statistical Institute (TSI) dalam laporannya dikutip Jumat, (4/2/2022).
Ahli Strategis Pasar Negara Berkembang BlueBay Asset Management Timothy Ash menilai, lonjakan inflasi Turki utamanya disebabkan oleh langkah Presiden Turki Tayyip Erdogan yang membatasi ruang gerak bank sentral.
Sebelumnya, Erdogan menolak rencana bank sentral untuk menaikan suku bunga. Alhasil, bank sentral Turki telah memangkas suku bunga sebesar 500 basis poin (bps) pada September 2021 menjadi 14%.
Akibatnya, terjadi pelemahan mata uang lira yang berdampak pada kenaikan harga barang dan energi. Sementara pendapatan masyarakat melemah.
“Hasil eksperimen kebijakan moneter Erdogan yang gagal,” kata Timothy Ash dikutip, Jumat (4/2/2022).
Adapun inflasi di bidang transportasi pada Januari 2022 melonjak 68,9% yoy. Kemudian harga pangan dan minuman naik 55,6% yoy.
“Sulit bagi bank sentral untuk dapat menangani inflasi Ketika tidak dapat menaikkan suku bunga dan Erdogan akan fokus untuk mencoba meningkatkan pertumbuhan kredit lagi demi popularitasnya jelang pemilu,” ucap Timothy Ash. (sap)