Tampilan Google Earth. (tangkapan layar)
PARIS, DDTCNews - Otoritas pajak Prancis mengoptimalkan layanan Google Earth untuk mendukung proses bisnis pengawasan dan melawan praktik penghindaran pajak.
Pemerintah Prancis mengembangkan aplikasi khusus berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence/AI yang mampu melakukan analisis terhadap data Google Earth. Proyek tersebut menghabiskan anggaran mencapai €12 juta.
"Alat itu sangat akurat hingga kami bisa mengidentifikasi bola pada bagian belakang mobil," kata salah satu pejabat badan administrasi pajak Prancis dikutip pada Senin (30/8/2021).
Dia menjelaskan program AI dengan basis data Google Earth merupakan alat pengawasan pajak yang efisien dalam mendeteksi risiko berdasarkan kepemilikan properti. Salah satu indikatornya adalah kepemilikan kolam renang.
Warga Prancis dengan kekayaan melimpah memiliki kecenderungan memiliki kolam renang di luar ruangan. Aplikasi tersebut kemudian melakukan survei properti yang memiliki kolam renang dan mencocokkan data dengan laporan wajib pajak dalam surat pemberitahuan (SPT) Tahunan.
Penggunaan kolam renang sebagai alat identifikasi dinilai strategis karena pemilik properti wajib membayar €500 per tahun untuk setiap satu kolam. Angka itu dibayarkan sebagai tambahan pajak properti. Pemilik properti juga wajib menyampaikan laporan kepemilikan dalam SPT Tahunan.
Pengawasan pajak dengan bantuan teknologi ini secara khusus sebagai bentuk uji kepatuhan wajib pajak orang kaya di Prancis. Pemanfaatan teknologi mampu mengkompensasi kekurangan SDM dalam melakukan pengawasan pajak.
"Kami dapat memperbesar setiap properti berdasarkan algoritma yang sudah dideteksi. Ini dapat menghilangkan keraguan," terangnya.
Namun, penggunaan teknologi dalam upaya mengamankan penerimaan pajak bukan tanpa kekhawatiran. Salah satunya datang dari kelompok internal yaitu serikat pekerja Kementerian Keuangan.
Serikat pekerja otoritas fiskal menekankan pentingnya kerahasiaan data properti pembayar pajak. Pasalnya, aplikasi beroperasi berdasarkan layanan pihak ketiga, yaitu Google Earth.
"Mustahil otoritas Prancis akan tetap bertanggung jawab penuh atas semua data pajak. Ini menimbulkan pertanyaan tentang keamanan data karena ini bentuk kemitraan administrasi pajak dengan perusahaan yang perilakunya masih dipertanyakan," imbuhnya seperti dilansir dailystar.co.uk. (sap)