KEBIJAKAN FISKAL

Takut Dipolitisasi, Sri Mulyani Tahan Rilis Insentif Fiskal Baru

Redaksi DDTCNews | Selasa, 19 Februari 2019 | 14:58 WIB
Takut Dipolitisasi, Sri Mulyani Tahan Rilis Insentif Fiskal Baru

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (foto: Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews – Eskalasi suhu politik jelang pemilihan umum membuat otoritas fiskal berhati-hati dalam merilis kebijakan baru. Setiap kebijakan yang diambil berisiko menjadi komoditas politik sehingga bisa dipersepsikan jauh dari esensi sebenarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan berbagai rencana formulasi kebijakan fiskal udah ada di tangan otoritas. Namun, dia tidak mau buru-buru merilis kebijakan tersebut kepada publik. Pemilihan waktu, menurutnya, sangat krusial di tengah hajatan pesta demokrasi.

“Kami sudah lakukan dialog untuk segmen khusus, misalnya dengan sektor properti. Kita sudah formulasikan, tinggal tunggu pengumuman. Kalau sekarang ngomong apa saja bisa dipolitisasi,” katanya dalam Dialog Ekonomi dan Kebijakan Fiskal di Kantor Ditjen Pajak, Selasa (19/2/2019).

Baca Juga:
World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

Selain kebijakan di sektor properti, terobosan fiskal juga tengah disusun untuk sektor usaha hotel dan pariwisata. Dengan demikian, dalam waktu singkat, kebijakan fiskal dapat meningkatkan ekonomi di dua sektor jasa tersebut.

Kondisi yang serupa juga melatarbelakangi rencana kebijakan pajak untuk sektor vokasi serta penelitian dan pengembangan (litbang). Pemerintah sudah mempersiapkan finalisasi berupa pengurangan pajak untuk pelaku usaha yang menjalankan pendidikan vokasi dan mengembangkan litbang.

“Kita dengar visi Kemenperin soal industri 4.0. Tax deductible untuk vokasi dan riset sedang disusun bagaimana dukungan dalam perpajakannya. Ini sedang berjalan dan terus diakselerasikan,” imbuh Sri Mulyani.

Baca Juga:
Sri Mulyani Beberkan Tantangan Indonesia Naikkan Peringkat Kredit

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyampaikan terlaksananya berbagai kebijakan fiskal pada tahun ini mempunyai landasan yang kuat. Suasana ekonomi yang lebih stabil menjadi modal bagus bagi otoritas fiskal.

“Kita sudah buat APBN yang sehat dan stabil, meskipun di tengah gejolak tahun lalu. Sekarang, kita harus lanjutkan untuk untuk tumbuh sehat, kuat, stabil, bekelanjutan, dan berkeadilan,” jelasnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB HARI BUKU SEDUNIA

World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

Senin, 22 April 2024 | 14:05 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Beberkan Tantangan Indonesia Naikkan Peringkat Kredit

Senin, 22 April 2024 | 12:30 WIB UNI EMIRAT ARAB

Uni Emirat Arab Godok Insentif Pajak untuk Kegiatan Litbang

Senin, 22 April 2024 | 10:25 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Di Forum IMF, Sri Mulyani: Konsolidasi Fiskal Tak Ganggu Perekonomian

BERITA PILIHAN
Selasa, 23 April 2024 | 17:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Buat Kode Billing atas Pemotongan PPh Final UMKM

Selasa, 23 April 2024 | 17:15 WIB REFORMASI PAJAK

Jelang Implementasi Coretax, DJP Bakal Uji Coba dengan Beberapa WP

Selasa, 23 April 2024 | 17:00 WIB PROVINSI JAWA TENGAH

Tak Ada Lagi Pemutihan Denda, WP Diminta Patuh Bayar Pajak Kendaraan

Selasa, 23 April 2024 | 16:55 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Penyelesaian BKC yang Dirampas, Dikuasai, dan Jadi Milik Negara

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB HARI BUKU SEDUNIA

World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

Selasa, 23 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Apresiasi 57 WP Prominen, Kanwil Jakarta Khusus Gelar Tax Gathering

Selasa, 23 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Barang Bawaan dari Luar Negeri yang Perlu Diperiksa via Jalur Merah

Selasa, 23 April 2024 | 14:49 WIB PAJAK PENGHASILAN

Ingat, PTKP Disesuaikan Keadaan Sebenarnya Tiap Awal Tahun Pajak