Kantor redaksi DDTCNews. (Foto: DDTCNews)
RASANYA baru kemarin kita berdiskusi panjang lebar tentang optimisme sistem pajak Indonesia ke depan. Kepatuhan berbasis kewilayahan, omnibus law, terobosan teknologi informasi, kerjasama global, CRM, pajak digital adalah topik-topik yang mewarnai benak para pemangku kepentingan di sektor pajak.
Sekonyong-konyong kita dipaksa untuk waspada dan hidup dalam kecemasan. Pandemi virus corona (COVID-19) mengalihkan seluruh energi dan perhatian kita. Imbauan social distancing telah berdampak pada perubahan cara kerja masyarakat Indonesia. Pada hari ini, tuntutan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH) menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari. Begitupun dengan kami.
Lantas, bagaimana kita beradaptasi dengan kondisi tersebut?
Kami berpendapat bahwa WFH hanyalah mengubah cara kita bekerja tanpa menanggalkan kewajiban dan tujuan dari pekerjaan itu sendiri. Minimnya interaksi tatap muka harusnya tidak dipandang sebagai kesempatan untuk bermalas-malasan hingga bertamasya ke luar kota. Ruang gerak yang terbatas jangan mengungkung kebebasan dan ‘liarnya’ pemikiran kita.
WFH justru harus dilihat sebagai momentum untuk memikirkan hal-hal di area pajak yang selama ini terlewatkan dan terkesampingkan oleh rutinitas kerja. Ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk jeda sejenak, belajar, dan mengasah diri. Pertanyaannya, bagaimana caranya?
Pada hari-hari ini, DDTCNews berkomitmen untuk hadir melengkapi asupan pemikiran pembaca sekaligus membangun narasi optimisme sektor pajak. Kami akan menyuguhkan para pembaca artikel-artikel yang bervariasi. Artinya, akan mengimbangi dengan konten yang tidak melulu soal virus corona.
Para pembaca dapat menyegarkan ingatan melalui berbagai kanal yang berada di bawah kelompok Literasi, mulai dari Kelas Pajak, Kamus, Buku, dan sebagainya. Untuk meningkatkan daya jelajah, pembaca dapat menjajal kanal Analisis, Opini, Konsultasi, Infografis, maupun Lomba. Ada pula DDTC Tax Engine yang bisa Anda gunakan untuk mencari berbagai peraturan pajak di Tanah Air, P3B, Putusan Pengadilan Pajak, dan Putusan MA.
Tidak lupa, uraian seluk beluk perpajakan yang jernih dan mencerahkan dari kedua pendiri DDTC melalui kolom Perspektif. Satu hal yang pasti, terdapat hampir 20.000 artikel pada portal DDTCNews yang siap menjadi pelepas dahaga informasi mengenai perpajakan.
Atmosfir yang jauh dari hiruk pikuk pekerjaan, juga bisa dimanfaatkan untuk meluangkan waktu membaca berbagai publikasi berbobot seperti E-book, DDTC Working Paper, Policy Note, Indonesia Taxation Quarterly Report, serta majalah legendaris Inside Tax.
Mengasah diri dan optimisme kita akan pajak sejatinya membuat kita tetap ‘hidup’. Kadang ide besar dan terobosan justru muncul ketika kita ‘menjauh’ dari rutinitas kita. Memanfaatkan WFH dengan mengisi diri melalui membaca juga akan mempersiapkan kita – pada waktu kembali nanti – menjadi pribadi yang lebih siap, lebih ‘kaya’, dan lebih berbobot.
Sebagai penutup, hari-hari ini daya tahan kita sedang diuji. Namun, kita mesti optimis bahwa dengan seizin Tuhan YME, peradaban Indonesia akan terus tegak berdiri. Di sinilah dibutuhkan peran sentral pajak sebagai urat nadi Ibu Pertiwi. Wahai insan perpajakan teruslah mengasah diri untuk Pajak Maju, Indonesia Kuat!