Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan kinerja APBN 2020. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai pada 2020 tercatat melampaui target yang sudah diubah sesuai Perpres 72/2020. Namun, kinerjanya lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan setoran cukai masih mendominasi penerimaan negara yang menjadi tanggung jawab Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) tersebut. Secara keseluruhan, penerimaan kepabeanan dan cukai pada 2020 mencapai Rp212,8 triliun atau minus 0,3%.
"Untuk penerimaan kepabeanan dan cukai, ini yang beritanya baik. Meskipun dalam guncangan, penerimaan Bea Cukai hampir mendekati yang kami kumpulkan tahun lalu, hanya sedikit kontraksi 0,3%," melalui konferensi video, Rabu (6/1/2021).
Sri Mulyani mengatakan penerimaan cukai hingga akhir Desember 2020 senilai Rp176,3 triliun atau tumbuh 2,3% dari tahun sebelumnya. Realisasi ini melebihi target Rp172,2 triliun.
Capaian tersebut tidak lepas dari kenaikan tarif cukai rokok mulai Januari 2020. Selain itu, Sri Mulyani mengapresiasi upaya DJBC menggencarkan operasi memberantas rokok ilegal sehingga penerimaan negara bisa diamankan.
Setoran cukai hasil tembakau (CHT) hingga akhir Desember 2020 senilai Rp170,24 triliun atau melebihi target yang ditetapkan Rp164,94 triliun.
Kemudian, penerimaan cukai dari minuman mengandung etil alkohol (MMEA) hingga tutup tahun anggaran mencapai Rp5,76 triliun, atau 81,13% dari target Rp7,1 triliun. Sementara realisasi penerimaan cukai dari etil alkohol (EA) hingga akhir Desember 2020 senilai Rp240 miliar atau melampaui target Rp150 miliar.
Dari sisi kepabeanan, penerimaan hingga akhir tahun fiskal 2020 mengalami tekanan berat akibat melemahnya kegiatan ekspor-impor di tengah pandemi Covid-19. Hingga akhir Desember 2020, realisasi penerimaan dari bea masuk mencapai Rp32,3 triliun. Jumlah tersebut melampaui target yang mencapai Rp31,83 triliun, tetapi masih mengalami tumbuh negatif 13,93% secara tahunan.
Sementara itu, realisasi penerimaan dari bea keluar pada tahun lalu tercatat mencapai Rp4,24 triliun. Jumlah setoran bea keluar itu jauh melampaui target APBN 2020 yang senilai Rp1,65 triliun dan tumbuh 20,23% dibandingkan dengan kinerja pada 2019.
"Ekspor kelihatan mengalami recovery sehingga bea keluar lebih tinggi dari tahun lalu," ujarnya.
Secara total kinerja DJBC hingga akhir Desember 2020 yang senilai Rp212,8 triliun setara 103,48% dari target yang ditetapkan senilai Rp205,68 triliun. (kaw)