TEL AVIV, DDTCNews – Departemen Keuangan Israel mencatat penerimaan pajak dan penerimaan negara hingga bulan Mei 2018 cukup mengecewakan. Hal ini berpotensi menimbulkan defisit pada anggaran yang semakin membengkak pada akhir tahun.
Berdasarkan catatan Departemen Keuangan, hingga bulan Mei 2018 penerimaan pajak mencapai USD25,1 miliar atau Rp351,14 triliun. Jumlah itu telah dikurangi oleh restitusi sebesar NIS2,1 miliar atau Rp8,22 triliun.
“Pertumbuhan penerimaan itu menurun 4,8% dibandingkan dengan periode sama tahun 2017. Defisit anggaran kumulatif diprediksi akan tumbuh secara substansial mulai Agustus 2018, karena pendapatan yang cukup tinggi terjadi pada Agustus-Oktober 2017,” demikian dilansir globes.co.il, Rabu (6/6).
Di samping itu, defisit anggaran selama 12 bulan belakangan ini mencapai 1,9% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Namun pemerintah Israel menaruh asumsi defisit sepanjang tahun 2018 mencapai 2,9%.
Adapun Ekonom Israel Yoel Naveh pun memprediksi defisit anggaran tahun ini akan mencapai target setinggi 2,9%. “Setelah beberapa tahun defisit anggaran Israel kerap jauh di bawah target, tahun ini defisit anggara bisa mencapai targetnya,” kata Yoel.
Dengan asumsi tingkat pajak seragam, tidak termasuk perubahan legislatif, pengumpulan berlebihan, restitusi yang ditangguhkan, dan pengeluaran impor otomatis pada bulan Desember 2016, pendapatan hingga Mei 2018 mengalami penurunan 5% jika dibandingkan dengan Mei 2017.
Kemudian pendapatan dari pajak langsung (direct tax) pun mengalami penurunan sebesar 9% sebagai akibat dari restitusi pajak yang lebih besar dari biasanya, sementara pendapatan dari pajak tidak langsung tidak mengalami perubahan.
Di samping itu, Departemen Keuangan Israel juga mencatat pengeluaran atau belanja negara pada Kementerian Sipil mengalami pertumbuhan setinggi 5,8% sejak awal tahun 2018. Lalu belanja pertahanan negara juga meningkat 1,3% dibandingkan dengan periode sama tahun 2017. (Gfa/Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.