THAILAND

Menkeu Ini Bilang Reformasi Penerimaan Diperlukan untuk Bayar Utang

Dian Kurniati | Jumat, 02 Desember 2022 | 20:09 WIB
Menkeu Ini Bilang Reformasi Penerimaan Diperlukan untuk Bayar Utang

Ilustrasi.

BANGKOK, DDTCNews - Menteri Keuangan Thailand Arkhom Termpittayapaisith menyatakan pemerintah sedang melakukan beberapa langkah reformasi untuk mengoptimalkan penerimaan negara.

Arkhom mengatakan pemerintah perlu meningkatkan penerimaan untuk membayar utang yang melonjak sepanjang pandemi Covid-19. Dia menyebut pemerintah telah menarik utang senilai THB1,5 triliun atau sekitar Rp664,5 triliun untuk menangani pandemi Covid-19.

"Pemerintah sekarang sedang melakukan reformasi di bidang penerimaan untuk meningkatkan kemampuannya membayar utang," katanya, Jumat (2/12/2022).

Baca Juga:
Respons Konflik Iran-Israel, Korsel Lanjutkan Diskon Tarif Pajak BBM

Arkhom mengatakan pemerintah telah meningkatkan belanja negara untuk menangani pandemi sekaligus memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat rentan. Setelah pandemi terkendali, pemerintah pun perlu segera menyehatkan APBN dan membayar utang.

Dia menjelaskan langkah reformasi yang dilakukan pemerintah termasuk memperluas basis pajak. Baru-baru ini, pemerintah telah menyetujui pengenaan pajak sebesar 0,1% atas perdagangan saham mulai 2023.

Pengenaan pajak atas transaksi saham pernah masuk dalam undang-undang, tetapi kemudian dihapuskan sejak 1991 untuk menarik investor di pasar modal. Setelah 30 tahun, pemerintah pun ingin kembali mengenakan pajak atas perdagangan saham.

Baca Juga:
Ringankan Beban Kelas Menengah, Negara Ini Bakal Turunkan Tarif PPh OP

Dengan kebijakan tersebut, pemerintah memperkirakan akan memperoleh tambahan penerimaan senilai THB15 miliar atau sekitar Rp6,69 triliun per tahun.

Arkhom menjelaskan negara tidak boleh terus berutang karena bakal menyebabkan inflasi. Peningkatan penerimaan pajak diharapkan mampu menurunkan tingkat utang pemerintah pada tahun depan.

"Ketika kami berutang, artinya kami harus membayar utang tersebut," ujarnya dilansir nationmultimedia.com.

Arkhom menambahkan reformasi penerimaan tetap harus berjalan meski Thailand menghadapi berbagai tantangan ekonomi seperti inflasi tinggi dan penurunan ekspor. Di sisi lain, penerimaan pajak juga lebih rendah dari perkiraan. Pada kuartal III/2022, penerimaan pajak terkontraksi 5% dari target. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Selasa, 16 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Bunga Tabungan di Bawah Rp7,5 Juta Tak Kena Pajak, Tetap Masuk di SPT

Selasa, 16 April 2024 | 16:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tarif PPN untuk 5 Jasa Tertentu Ini Bakal Naik Tahun Depan, Asalkan...

Selasa, 16 April 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan Perpanjangan Lapor SPT, WP Badan Harus Lunasi Dulu PPh Terutang

Selasa, 16 April 2024 | 15:00 WIB PELAPORAN PAJAK

Agar Lapor SPT Tahunan Lancar, DJP Sarankan WP Badan Siapkan Hal Ini

Selasa, 16 April 2024 | 14:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Penjualan Emas kepada Pihak-Pihak Tertentu yang Tidak Dipungut PPh 22

Selasa, 16 April 2024 | 14:25 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Antisipasi Dampak Perang Iran-Israel, APBN Tetap Jadi Bantalan

Selasa, 16 April 2024 | 14:00 WIB LAYANAN BEA DAN CUKAI

Modus Penipuan Catut Bea Cukai, Pelaku Kerap Berikan Nomor Resi Palsu

Selasa, 16 April 2024 | 13:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Bebas Utang Pajak Jadi Syarat Penunjukan Mitra Utama Kepabeanan

Selasa, 16 April 2024 | 13:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

WP Badan Jangan Mepet Deadline Saat Lapor SPT Tahunan, Ini Risikonya