BANK INDONESIA:

Kuartal II, Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Tak Capai Target

Redaksi DDTCNews
Senin, 06 Agustus 2018 | 08.08 WIB
Kuartal II, Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Tak Capai Target

JAKARTA, DDTCNews - Tenaga ekonomi nasional untuk menggenjot pertumbuhan pada kuartal II dipredikasi tak kuat untuk mencapai target. Hal tersebut diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal-II 2018 sebesar 5,15% (year on year/yoy) atau turun dari proyeksi sebelumnya di 5,2%.

"Mudah-mudahan kuartal-II 5,1%, ini masih di bawah kapasitas pengeluaran nasional, jadi tekanan inflasi dari permintaan masih rendah," katanya di Kantor BI, Jumat (3/8).

Adapun motor utama pertumbuhan masih akan didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Masih terjaganya angka inflasi ikut menjaga laju pertumbuhan tetap berada di kisaran 5%.

Menurut Perry, masih bergeliatnya angka konsumsi rumah tangga dapat terlihat dari naiknya inflasi inti pada Juli 2018. Konsumsi cukup menggeliat ditopang oleh pengeluaran untuk biaya sekolah, sewa, dan juga momentum konsumsi tinggi pada momen Ramadan dan libur lebaran.  

Seperti yang diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi Juli 2018 sebesar 0,28%. Jika diklasifikasi berdasarkan kelompok pengeluaran maka bahan makanan, makanan jadi dan sektor pendidikan jadi kontributor utama.

Kemudian dari inflasi inti juga tercatat tertinggi sepanjang tahun 2018. Komponen inflasi inti pada Juli 2018 mengalami inflasi sebesar 0,41%. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Juli) 2018 mengalami inflasi sebesar 1,78% dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juli 2018 terhadap Juli 2017) sebesar 2,87%.

Sementara itu, dari sisi tekanan nilai tukar rupiah yang berdampak pada melonjaknya nilai impor menurut Perry, belum begitu berdampak dalam mengerek inflasi dan mengganggu pertumbuhan ekonomi.

"Saya yakin eksportir dan importir cukup patuh untuk melakukan lindung nilai valas untuk memitigasi risiko nilai tukar sehingga pembengkakan biaya usaha dapat berkurang," terangnya. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.