PERTEMUAN TAHUNAN IMF-BANK DUNIA

Indonesia Dorong Terbentuknya Konsensus Fintech Global

Redaksi DDTCNews | Senin, 01 Oktober 2018 | 17:49 WIB
Indonesia Dorong Terbentuknya Konsensus Fintech Global

Ilustrasi. (DDTCNews - www.am2018bali.go.id)

JAKARTA, DDTCNews – Melalui pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia, Indonesia mendorong terbentuknya pondasi untuk mengatur industri financial technology (fintech) dalam skala global.

Susiwijono Moegiarso, Sekretaris Menko Perekonomian mengatakan pembahasan khusus untuk pelaku ekonomi digital menjadi penting. Hal ini dikarenakan masih minimnya regulasi untuk sektor ekonomi yang lahir karena perkembangan teknologi ini.

“Prinsipnya, kita manfaatkan pertemuan nanti untuk mendorong terbentuknya policy dalam skala global khususnya untuk fintech,” katanya di ruang pers Kemenko Perekonomian, Senin (1/10/2018).

Baca Juga:
Indonesia Minta IMF Beri Asistensi untuk Kejar Peningkatan Tax Ratio

Oleh karena itu, Susiwijono berharap adanya sebuah konsensus yang bisa dilahirkan dari agenda khusus insiasi pemerintah Indonesia. Dengan demikian, konsensus tersebut bisa menjadi referensi utama dalam pengaturan pelaku usaha di ranah digital secara global.

Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya pondasi yang kokoh untuk pengaturan ekonomi digital, khususnyafintech. Aspek ini untuk merespons makin besarnya nilai ekonomi dan lapangan kerja yang diciptakan dari industrifintech.

Pembahasan fintech akan dihadiri sejumlah tokoh kunci dalam pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia, seperti Managing Director IMF Christine Lagarde, Kepala Eksekutif Bank Dunia Kristalina Georgieva, dan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati.

Baca Juga:
Sri Mulyani Beberkan Tantangan Indonesia Naikkan Peringkat Kredit

“Presiden Joko Widodo akan memberikan keynote speech secara langsung terkait ekonomi digital, khususnyafintech ini,” imbuhnya.

Untuk ukuran Indonesia, industri fintech terus berkembang tiap tahunnya. Data dari Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) per Desember 2017, sudah ada 235 perusahaan finansial berbasis teknologi yang beroperasi. Segmen ekonomi ini sudah menyerap 215.433 orang tenaga kerja dengan pendapatan akumulatif seluruhnya mencapai Rp4,6 triliun per tahun. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 22 April 2024 | 14:05 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Beberkan Tantangan Indonesia Naikkan Peringkat Kredit

Senin, 22 April 2024 | 10:25 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Di Forum IMF, Sri Mulyani: Konsolidasi Fiskal Tak Ganggu Perekonomian

Rabu, 10 April 2024 | 11:30 WIB DIGITALISASI EKONOMI

DJP Terus Gali Potensi Pajak Fintech atas Bunga Pinjaman P2P Lending

BERITA PILIHAN
Sabtu, 18 Mei 2024 | 15:00 WIB IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

WP Penerima Tax Holiday IKN Juga Berhak Dapat Pembebasan PPh Potput

Sabtu, 18 Mei 2024 | 14:45 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Barang dari Luar Negeri Sampainya Lama, Pasti Kena Red Line Bea Cukai?

Sabtu, 18 Mei 2024 | 11:30 WIB PER-6/PJ/2011

Berapa Batas Nilai Zakat yang Bisa Dijadikan Pengurang Pajak?

Sabtu, 18 Mei 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Membuat NIK dan NPWP Tak Bisa Dipadankan

Sabtu, 18 Mei 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pungut PPN Atas Penyerahan Hasil Tembakau? Pakai Dokumen CK-1

Sabtu, 18 Mei 2024 | 10:00 WIB BPJS KESEHATAN

Pemerintah Pastikan Belum akan Ubah Besaran Iuran BPJS Kesehatan

Sabtu, 18 Mei 2024 | 09:35 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Siap-Siap, Coretax System Bisa Rekam Data Transaksi Wajib Pajak