Warga antre membeli barang kebutuhan pokok saat Gerakan Pasar Murah di halaman Masjid Jami Nurul Ikhlas, Kelurahan Sukadamai, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/10/2024). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/Spt.
JAKARTA, DDTCNews - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan inflasi yang rendah dalam beberapa tahun terakhir memberikan dampak positif terhadap perekonomian.
Airlangga mengatakan inflasi yang terjaga dalam rentang 2,5% plus minus 1% pada beberapa tahun terakhir telah menekan suku bunga atau cost of fund. Hal ini mempermudah masyarakat untuk memperoleh pembiayaan dan memulai kegiatan usaha.
"Hari ini KUR (Kredit Usaha Rakyat) cuma 6%, BI juga di 6%. Suku bunga yang prime sudah single digit, ini mengurangi ekonomi biaya tinggi," ujar Airlangga, dikutip Senin (7/10/2024).
Dalam rangka menjaga daya beli, pemerintah berkomitmen untuk menjaga inflasi komponen volatile food pada level yang rendah. "Volatile food penting untuk dijaga agar daya beli masyarakat kuat. Kalau volatile food kita tekan turun, ini baik untuk masyarakat," ujar Airlangga.
Pada saat yang sama inflasi inti atau core inflation dijaga untuk senantiasa naik pada level moderat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
Saat ini, inflasi inti tercatat masih naik sebesar 2,09% (year-on-year/yoy), sedangkan komponen volatile food mencatatkan deflasi sebesar 1,43% (yoy). Hal ini mengindikasikan ekonomi masih tumbuh dan daya beli masyarakat masih terjaga. "Akan menjadi anomali kalau inflasi naik tapi core inflation-nya turun," ujar Airlangga.
Selain inflasi inti, Airlangga mengatakan indikator-indikator lain yang mengindikasikan terjaganya perekonomian dan daya beli antara lain indeks keyakinan konsumen yang masih positif dan cadangan devisa yang masih terus bertambah.
"Kemudian indeks harga saham gabungan (IHSG) kita lihat bisa tembus ke 8.000. Ini membuktikan ekonomi bergerak. Daya beli kita jaga lewat PKH, bantuan pangan beras, dan jaminan kehilangan pekerjaan," ujar Airlangga.
Seperti diketahui, Indonesia tercatat mengalami deflasi bulanan untuk 5 bulan berturut-turut. BPS mencatat deflasi bulanan pada September 2024 tercatat mencapai 0,12% (month-to-month/mtm). Secara terperinci, deflasi pada komponen volatile food mencapai 1,34% (mtm), sedangkan deflasi komponen administered price mencapai 0,04% (mtm).
Beberapa komoditas pangan yang turun harga antara lain cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, dan tomat. Adapun jenis-jenis BBM yang turun harga yakni Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Green 95, Pertamina Dex, dan Dexlite. (sap)