Rangkaian LRT Jabodebek melintas di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (21/6/2024). Kementerian Investasi / Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan investasi pada tahun 2025 sebesar Rp1.850 triliun hingga Rp1.900 triliun sebagai syarat supaya pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas 5 persen. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
JAKARTA, DDTCNews - Asian Development Bank (ADB) memproyeksi perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5% baik pada tahun ini maupun tahun depan.
Dalam Asian Development Outlook (ADO) edisi Juli 2024, ADB berpandangan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini bakal didorong oleh konsumsi rumah tangga.
"Konsumsi swasta meningkat didorong oleh pemilu dan belanja bantuan sosial pemerintah, penurunan inflasi produk nonmakanan, dan peningkatan gaji PNS," tulis ADB dalam laporannya, dikutip Rabu (17/7/2024).
Kenaikan konsumsi rumah tangga dipandang mampu mengompensasi penurunan ekspor dan investasi. Menurut ADB, ekspor akan melemah akibat rendahnya permintaan dari pasar global dan tidak stabilnya harga komoditas.
Adapun investasi diproyeksikan melambat akibat pemilu 2024. Agenda elektoral membuat para investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
Terkait dengan inflasi, ADB memproyeksikan inflasi Indonesia akan mencapai 2,8% baik pada tahun ini maupun tahun depan. Inflasi pada 2024 tidak akan setinggi tahun lalu berkat stabilnya harga pangan meski harga minyak bumi masih relatif tinggi.
Secara umum, ADB berpandangan ekonomi negara-negara Asia Pasifik akan tumbuh lebih cepat bila dibandingkan dengan 2023. Meski demikian, terdapat beragam risiko politik domestik dan geopolitik yang harus diantisipasi.
"Fundamental kawasan ini masih kuat, tetapi para pembuat kebijakan tetap perlu memperhatikan sejumlah risiko yang dapat berdampak terhadap proyeksi ini, mulai dari ketidakpastian terkait hasil pemilu di perekonomian besar, sampai keputusan penetapan suku bunga dan ketegangan geopolitik," ujar Kepala Ekonom ADB Albert Park. (sap)