Ilustrasi. (DDTCNews)
MANILA, DDTCNews—Pemerintah Filipina mencatat penerimaan cukai hasil tembakau dan minuman beralkohol dalam empat bulan pertama 2020 mengalami penurunan 57% ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Hingga April 2020, penerimaan cukai rokok dan alkohol mencapai P30,6 miliar atau setara dengan Rp8,89 triliun. Sementara penerimaan cukai rokok dan alkohol pada empat bulan pertama tahun lalu mencapai P71,2 miliar atau Rp20,6 triliun.
Kepala Ekonom Kementerian Keuangan Gil Beltran mengatakan penurunan penerimaan cukai dan alkohol disebabkan adanya kebijakan karantina (lockdown), larangan penjualan minuman beralkohol, dan penurunan permintaan.
“Lockdown tidak memungkinkan pabrik untuk mengerahkan pegawainya untuk bekerja. Pada akhirnya, mereka juga tidak bisa menjual rokok," katanya, dikutip Jumat (29/5/2020).
Selain itu, lanjut Beltran, arus logistik produk rokok dan alkohol juga terhenti sepenuhnya selama karantina. Layanan logistik hanya dibolehkan untuk bahan pangan pokok dan alat-alat kesehatan, sedangkan rokok dan alkohol dianggap tidak penting.
Mengutip data otoritas pajak Filipina, Beltran menyebut penerimaan cukai dari tembakau memang turun dalam. Untuk April saja, pengumpulan cukai rokok dan alcohol hanya P200 juta atau anjlok 99% dari sebelumnya sebesar P18 miliar.
Penurunan penerimaan cukai juga sejalan dengan penjualan rokok. Per April 2020, pabrik hanya mendistribusikan rokok sebanyak 376,3 juta bungkus, turun 72% dari 1,34 miliar bungkus.
Sementara itu, volume minuman keras yang terdistribusi dari pabrik juga turun hampir 50% secara tahunan menjadi 362,8 juta liter, sedangkan pada minuman keras suling turun 51,8% menjadi 71,5 juta liter.
Pada akhirnya, Komite Koordinasi Anggaran Pembangunan Filipina terpaksa merevisi proyeksi penerimaan cukai pada UU 11346 dan RA 11467 yang disahkan masing-masing pada Juli 2019 dan Januari 2020.
Dilansir dari Philstar, Beltran memperkirakan penambahan pendapatan dari berbagai upaya yang dilakukan otoritas pajak hanya P13,2 miliar, turun 64% dari prediksi sebelumnya yang mencapai P37,1 miliar. (rig)