CHINA

Antisipasi Efek Perang Dagang, Zona Perdagangan Bebas Diperluas

Redaksi DDTCNews | Rabu, 21 Agustus 2019 | 10:58 WIB
Antisipasi Efek Perang Dagang, Zona Perdagangan Bebas Diperluas

Ilustrasi. (foto: xinhuanet.com)

SHANGHAI, DDTCNews – Pemerintah Cina memperluas zona perdagangan bebas (free trade zone/FTZ) Shanghai untuk menarik investasi baru dan meningkatkan keunggulannya dalam manufaktur.

Perluasan FTZ ke area khusus Lin-gang diambil untuk mengatasi perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) serta peningkatan tekanan pada perusahaan asing di China karena ketegangan geopolitik.

“FTZ di Lin-gang akan mempromosikan pembangunan ekonomi berkualitas tinggi yang bisa memengaruhi pasar internasional,” kata Ying Yong, Wali Kota Shanghai, Selasa (20/8/2019) pada upacara peresmian operasi di zona itu.

Baca Juga:
Ringankan Beban WP, Pemkot Jogja Beri Pemutihan Denda dan Diskon PBB

Perluasan FTZ Lin-gang mencakup luasan 119,5 kilometer di selatan Bandara Internasional Pudong, lebih besar dua kali lipat dari ukuran zona perdagangan bebas yang diresmikan pada 2013. Perluasan ini juga mencakup pelabuhan Yangshang dan Waigaoqiao, yang menangani lebih banyak kargo daripada pelabuhan lain di dunia.

Pemerintah berharap dapat menarik industri-industri canggih, termasuk pembuatan chip, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), biomedis, dan penerbangan dengan menawarkan potongan pajak dan menjanjikan peraturan pendirian usaha yang lebih sederhana.

Perusahaan akan membayar pajak perusahaan sebesar 15% untuk lima tahun pertama atau mendapat keringanan 10% dari pajak biasanya. Potongan pajak penghasilan untuk pekerja profesional asing juga sedang dipertimbangkan. Bank sentral berharap untuk jasa keuangan di Lin-gang bisa memfasilitasi transaksi lintas batas.

Baca Juga:
Negara Ini Siapkan Insentif Pajak untuk Impor Mobil Listrik

Langkah ini dilakukan ketika banyak manufaktur di Cina telah mulai memindahkan produksinya ke luar negeri dengan harapan mengurangi dampak perang dagang. Sejak Juni lalu, 33 perusahaan yang terdaftar telah memberitahukan rencana untuk memindahkan produksi ke berbagai lokasi di Asia, termasuk Vietnam, Kamboja, India, dan Malaysia.

Perusahaan multinasional menghadapi ketidakpastian geopolitik yang lebih besar, mengingat adanya perang dagang dan meningkatnya ketegangan di Hong Kong. Terlepas dari kekhawatiran ini, sejumlah perusahaan telah mendirikan pabrik di Lin-gang. Salah satu pendatang baru yang terkenal adalah Tesla, yang menghabiskan ¥50 miliar setara dengan Rp100 triliun.

Seperti dilansir asia.nikkei.com, beberapa perusahaan masih mau menanamkan modal di Lin-gang karena percaya bahwa insentif yang ditawarkan di Lin-gang akan membantu menumbuhkan bisnis domestik dan internasional mereka. (MG-dnl/kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Selasa, 19 Maret 2024 | 14:39 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Soal Kenaikan PPN, Sri Mulyani Ikuti Fatsun Politik Pemerintahan Baru

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:17 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Soal Kenaikan PPN, DPR Sarankan Tunggu The Fed Turunkan Suku Bunga

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:09 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ditanya DPR soal Kenaikan Tarif PPN, Dirjen Pajak: Kami Sedang Kaji

Selasa, 19 Maret 2024 | 13:33 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Pajak atas Penyediaan Jaringan Listrik dan Air

Selasa, 19 Maret 2024 | 12:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sebabkan Inflasi, Mendagri Minta Maskapai Turunkan Harga Tiket Pesawat

Selasa, 19 Maret 2024 | 12:30 WIB KOTA YOGYAKARTA

Ringankan Beban WP, Pemkot Jogja Beri Pemutihan Denda dan Diskon PBB