RAPBN 2019

Ada Risiko Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Ini Kata Sri Mulyani

Kurniawan Agung Wicaksono
Jumat, 14 September 2018 | 07.05 WIB
Ada Risiko Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Ini Kata Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan paparan sebagai Co-Chair World Economic Forum on Asean di Hanoi. (DDTCNews - Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews – Kendati diputuskan sebesar 5,3%, asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2019 bisa tergelincir di posisi 5,15%, melambat dari outlook tahun ini. 

Hal ini diakui oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR dan Bank Indonesia pada Kamis (13/9/2018). Melesetnya asumsi pertumbuhan ekonomi tersebut, menurutnya, akan lebih banyak dipengaruhi oleh depresiasi rupiah.

“Ada downside risk untuk pertumbuhan ekonomi dari 5,3% jadi 5,15%,” ujarnya.

Depresiasi nilai tukar rupiah pada gilirannya akan berpengaruh pada nilai impor. Selanjutnya, risiko akan ada pada investasi dan konsumsi rumah tangga. Seperti diketahui, dua variabel tersebut memiliki porsi cukup besar sebagai pembentuk produk domestik bruto (PDB).

Pihaknya meminta seluruh pihak untuk tetap mewaspadai pesatnya dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi perekonomian domestik. Untuk tahun ini, meskipun meleset dari asumsi sebesar 5,4%, pemerintah optimistis perekonomian Indonesia bisa tumbuh 5,2%.

Dalam rapat kerja tersebut, asumsi pertumbuhan ekonomi diputuskan tidak berubah dari usulan pemerintah sebelumnya yakni 5,3%. Asumsi dasar lainnya juga tetap, termasuk nilai tukar rupiah di level Rp14.400 per dolar Amerika Serikat (AS).

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah tahun depan tidak bisa dilepaskan dari faktor berlanjutnya kenaikan suku bunga bank sentral AS. Bank sentral Eropa juga diyakini akan ikut memperketat moneternya.

Dalam kondisi itu, BI melihat pergerakan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp14.300 – Rp14.700 per dolar AS. Pergerakan ini terjadi dengan posisi BI yang akan lebih bias ketat pada tahun depan. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.