PROFIL PAJAK INDONESIA

Tax Rationya Masih Minim

Redaksi DDTCNews | Jumat, 24 Juni 2016 | 15:55 WIB
Tax Rationya Masih Minim

INDONESIA merupakan negara kepulauan dan memiliki kekayaan sumber daya alam yang begitu berlimpah. Jika melihat kondisi saat ini, Indonesia masih memiliki banyak agenda pembangunan di berbagai sektor, seperti di sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, sehingga tentunya membutuhkan biaya pembangunan yang besar.

Sumber pembiayaan untuk pembangunan di berbagai negara selama ini sebagian besar bertumpu pada penerimaan pajak, termasuk di Indonesia. Akan tetapi, angka kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih sangat rendah dan trennya terus turun.

Hal ini tampak dari jumlah SPT yang masuk bila dibandingkan dengan jumlah wajib pajak yang terdaftar selama beberapa tahun ke belakang. Rendahnya tingkat kepatuhan pajak inilah yang menyebabkan tax ratio Indonesia masih minim jika dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan ASEAN, yaitu masih pada kisaran 11,5%.

Baca Juga:
Kriteria Penghapusbukuan Piutang di Bidang Kepabeanan dan Cukai

Sistem perpajakan Indonesia adalah self-assessment. Wajib pajak menghitung, menyetor, dan melaporkan kewajiban pajaknya sendiri. Untuk penghasilan orang pribadi dikenakan tarif progresif sebesar, 5% untuk penghasilan di bawah Rp50 juta, 15% untuk penghasilan Rp50-250 juta, 25% untuk penghasilan Rp250-500 juta, dan 30% untuk penghasilan di atas Rp500 juta.

Penghasilan yang diperoleh dari bunga, royalti, dividen dikenakan withholding tax atau PPh Final sebesar 15% bagi wajib pajak dalam negeri (PPh Pasal 23) dan 20% bagi wajib pajak luar negeri (PPh Pasal 26). Tarif PPN sebesar 10% dan terdapat berbagai macam fasilitas PPN di Indonesia seperti dibebaskan, terutang tidak dipungut, atau tarif 0% untuk ekspor.

Indonesia juga memiliki aturan transfer pricing, thin capitalisation, dan CFC. Untuk menghindari penghindaran pajak berganda, Indonesia mengadakan perjanjian dengan 65 negara.

Uraian Keterangan
Sistem pemerintahan, politik Presidensial
PDB nominal Rp11.540,8 triliun (2015)
Pertumbuhan ekonomi 4,8% (2015)
Populasi 254.454.778 jiwa
Tax ratio 11,5% (2015)
Otoritas pajak Direktorat Jenderal Pajak
Sistem Perpajakan Self-Assessment System
Tarif PPh Badan 25%
Tarif PPh Orang Pribadi 5%-30%
Tarif PPN 10%
Tarif pajak dividen 15%
Tarif pajak royalti 15%
Tarif bunga 15%
Tax treaty 65 negara


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik :
KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 23 April 2024 | 13:00 WIB INFOGRAFIS BEA CUKAI

Kriteria Penghapusbukuan Piutang di Bidang Kepabeanan dan Cukai

Selasa, 23 April 2024 | 12:30 WIB PROVINSI SULAWESI TENGAH

PKB Progresif Tak Lagi Berlaku, Simak Tarif Pajak Terbaru di Sulteng

Selasa, 23 April 2024 | 12:00 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Penghasilan Kontraktor Migas dari Pengalihan PI Kena PPh Final

Selasa, 23 April 2024 | 11:30 WIB KABUPATEN SERANG

Pacu Setoran Pajak MBLB, DPRD Minta Penagihan Dilakukan Sejak Awal

BERITA PILIHAN
Selasa, 23 April 2024 | 13:00 WIB INFOGRAFIS BEA CUKAI

Kriteria Penghapusbukuan Piutang di Bidang Kepabeanan dan Cukai

Selasa, 23 April 2024 | 12:30 WIB PROVINSI SULAWESI TENGAH

PKB Progresif Tak Lagi Berlaku, Simak Tarif Pajak Terbaru di Sulteng

Selasa, 23 April 2024 | 12:00 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Penghasilan Kontraktor Migas dari Pengalihan PI Kena PPh Final

Selasa, 23 April 2024 | 11:30 WIB KABUPATEN SERANG

Pacu Setoran Pajak MBLB, DPRD Minta Penagihan Dilakukan Sejak Awal

Selasa, 23 April 2024 | 11:20 WIB RENCANA AKSI 2024 DJP

Pemeriksaan Pajak, DJP Lakukan Diseminasi Implementasi CRM WP Grup

Selasa, 23 April 2024 | 11:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

SE Pelaporan Natura Belum Terbit, DJP: Bisa Pakai Dafnom Biaya Promosi

Selasa, 23 April 2024 | 10:41 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Airlangga Pastikan Program Prabowo Masuk di Kerangka Kebijakan 2025

Selasa, 23 April 2024 | 09:45 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BKF Waspadai Dampak Kondisi Geopolitik terhadap Neraca Perdagangan RI