Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak (DJP) menegaskan penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai lepas tetap memperhitungkan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) meskipun pegawai bersangkutan tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Penjelasan otoritas pajak tersebut merespons pertanyaan dari salah satu warganet di media sosial. DJP menyatakan penghitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 atas penghasilan yang diterima pegawai lepas tetap memperhitungkan PTKP.
“Namun, karena penerima penghasilan tidak memiliki NPWP maka dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% dari tarif yang diterapkan bagi wajib pajak yang memiliki NPWP,” sebut DJP dalam akun Twitter @kring_pajak, Minggu (9/4/2023).
DJP menambahkan tata cara perhitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima oleh pegawai lepas atau pegawai tidak tetap dapat dilihat pada lampiran Peraturan Dirjen Pajak No. PER-16/PJ/2016.
Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan jika yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.
Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang dipotong PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 26, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan.
Upah harian adalah upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau dibayarkan secara harian. Upah mingguan adalah upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau dibayarkan secara mingguan.
Kemudian, upah satuan adalah upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau dibayarkan berdasarkan jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan.
Sementara itu, upah borongan adalah upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau dibayarkan berdasarkan penyelesaian suatu jenis pekerjaan tertentu.
Lebih lanjut, penghitungan penghasilan kena pajak bagi pegawai tidak tetap sebesar penghasilan bruto dikurangi penghasilan tidak kena pajak. (rig)