STATISTIK ADMINISTRASI PAJAK

Sejauh Mana Penerapan Teknologi Inovatif Administrasi Pajak di Asia?

Redaksi DDTCNews | Senin, 18 Mei 2020 | 09:13 WIB
Sejauh Mana Penerapan Teknologi Inovatif Administrasi Pajak di Asia?

SISTEM administrasi pajak merupakan hal krusial yang dapat menentukan penerimaan dan kepatuhan pajak. Namun, masih ada kendala dalam optimalisasi sistem tersebut, seperti minimnya sumber daya manusia dibandingkan dengan jumlah wajib pajak.

Teknologi inovatif dapat membantu mempermudah kompleksitas administrasi sehingga dapat mengurangi kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam mengelola sistem tersebut. Di sisi lain, teknologi inovatif juga dapat mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia yang ada.

International Monetary Fund (IMF) bersama dengan Intra-European Organisation of Tax Administrations (IOTA), The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), dan Asian Development Bank (ADB) membangun sebuah kerangka survei yang dinamakan International Survey on Revenue Administration (ISORA).

Tabel berikut merupakan perkembangan penerapan teknologi inovatif seperti blockchain, otomatisasi robotik, maupun yang lainnya di dalam sistem administrasi pajak untuk negara-negara di Asia yang merespons survei ISORA tersebut. Responden merupakan otoritas pajak yang berwenang di masing-masing negara.


Pada 2017, mayoritas negara-negara Asia yang merespons belum sepenuhnya mengandalkan teknologi inovatif dalam sistem administrasi pajaknya. Namun, berdasarkan survei tersebut, sudah mulai terlihat adanya kesadaran akan manfaat teknologi inovatif tersebut.

Di Cina, otoritas pajak setempat sudah menerapkan teknologi percakapan otomatis antara wajib pajak dengan otoritas pajak. Selain itu, wajib pajak juga sudah terdata cukup baik dan akurat dengan telah digunakannya identifikasi biometrik. Lebih lanjut, negara tersebut juga sudah mulai membangun teknologi blockchain dan merencanakan penggunaan kecerdasan buatan.

Di antara negara-negara Asia, baru India yang pada 2017 telah menerapkan otomatisasi robotik. Menurut Sharma (2019), otomatisasi digunakan untuk mengurangi penggunaan uang kertas serta memproses surat pemberitahuan tahunan (SPT) dan pemberian restitusi dalam waktu yang jauh lebih singkat.

Menariknya, dua negara Asean, yaitu Malaysia dan Singapura, menurut survei telah menerapkan kecerdasan buatan. Penerapan dilakukan saat negara-negara lain baru sebatas merencanakan hal tersebut. Hal ini tentunya menyiratkan adanya suatu kebutuhan untuk mendeteksi penipuan pajak dengan cara yang lebih efektif dan efisien. *

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 29 Maret 2024 | 14:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perubahan Kode KLU Wajib Pajak Bisa Online, Begini Caranya

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Punya Reksadana dan Saham, Gimana Isi Harga Perolehan di SPT Tahunan?

Kamis, 28 Maret 2024 | 12:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Aktivasi EFIN ke Kantor Pajak, Jangan Lupa Bawa 2 Dokumen Ini

Rabu, 27 Maret 2024 | 17:15 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Elektronik, Wajib Pajak Tidak Perlu Terima Bukti Potong Kertas

BERITA PILIHAN
Jumat, 29 Maret 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Beli Rumah Sangat Mewah di KEK Pariwisata Bebas PPh, Perlu SKB?

Jumat, 29 Maret 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jumlah Pemudik Melonjak Tahun ini, Jokowi Minta Warga Mudik Lebih Awal

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perubahan Kode KLU Wajib Pajak Bisa Online, Begini Caranya

Jumat, 29 Maret 2024 | 13:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu Pajak Air Tanah dalam UU HKPD?

Jumat, 29 Maret 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perlakuan PPh atas Imbalan Sehubungan Pencapaian Syarat Tertentu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:30 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Disusun, Pedoman Soal Jasa Akuntan Publik dan KAP dalam Audit Koperasi