PRESIDEN JOKO WIDODO:

'Saya Minta Mendagri dan Menkeu, Tegur Mereka'

Redaksi DDTCNews | Selasa, 14 April 2020 | 14:17 WIB

JAKARTA, DDTCNews—Presiden Joko Widodo meminta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegur para kepala daerah yang belum menganggarkan dana untuk penanganan dampak ekonomi akibat wabah virus Corona (Covid-19).

Presiden mengatakan seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah harus menyisir ulang anggarannya untuk memfokuskan kekuatan dalam menangani wabah Covid-19. Anggaran jangan sampai lari dari 3 prioritas, yaitu kesehatan, jaring pengaman sosial, dan stimulus ekonomi.

Baca Juga:
Politisasi Bansos saat Pemilu Tak Terbukti, Jokowi Ingatkan Persatuan

“Pangkas belanja yang tidak prioritas, potong belanja yang tidak mendesak, perjalanan dinas, rapat-rapat, dan belanja lain yang tidak dirasakan oleh rakyat. Fokuskan semua kekuatan kita pada upaya penanganan Covid-19,” kata Presiden dalam pengantar rapat kabinet di Bogor, Selasa (14/4/2020).

Presiden mengatakan masih ada beberapa daerah yang APBD-nya masih seperti tidak ada apa-apa atau business as usual. Untuk itu, Presiden meminta Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan menegur para kepala daerah tersebut.

“103 daerah belum menganggarkan jaring pengaman sosial, 140 daerah belum menganggarkan penanganan dampak ekonomi, dan 34 daerah belum menyampaikan anggaran penanganan. Artinya, ada di antara kita yang belum punya respons dan feeling dalam situasi tidak normal ini,” katanya.

Baca Juga:
Presiden Jokowi Ingin Lanjutkan Bantuan Beras Hingga Desember 2024

Di samping itu, Presiden juga menyampaikan target pertumbuhan ekonomi 2020 akan terkoreksi cukup tajam. Berbagai lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia sudah mempredsiksi ekonomi global 2020 akan memasuki periode resesi.

“Hitungan terakhir bisa tumbuh negatif 2,8%. Artinya ketarik sampai -6%. Oleh sebab itu, kita harus menyiapkan diri dengan berbagai skenario. Kita tidak boleh pesimis, kita harus tetap ikhtiar, berusaha, bekerja keras dalam upaya pemilihan kesehatan dan ekonomi. Insyaallah kita bisa,” katanya.

Presiden juga mengingatkan agar mewaspadai dampak lanjutan wabah Covid-19 pada perekonomian 2021. Peluang dan risikonya harus betul-betul dihitung dan dicermati, baik dari sisi domestik maupun dari sisi perekonomian global.

“Kita harus tetap fokus pada misi besar reformasi struktural yang harus terus berjalan. Reformasi percepatan pemerataan pembagunan, baik reformasi regulasi, birokrasi, peningkatan produktivitas, dan transformasi ekonomi,” katanya. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR

0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 04 April 2024 | 10:43 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Presiden Jokowi Ingin Lanjutkan Bantuan Beras Hingga Desember 2024

Jumat, 29 Maret 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jumlah Pemudik Melonjak Tahun ini, Jokowi Minta Warga Mudik Lebih Awal

Kamis, 28 Maret 2024 | 09:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Crash Program Efektif Bantu Debitur Kecil Lunasi Utang ke Negara

BERITA PILIHAN

Sabtu, 27 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

RKP 2025 Disusun Meski RPJPN Belum Diundangkan, Ini Alasan Bappenas

Sabtu, 27 April 2024 | 09:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Meski Lewat Tenggat Waktu, DJP Minta WP OP Tetap Lapor SPT Tahunan

Sabtu, 27 April 2024 | 07:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Kuartal I/2024

Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Jumat, 26 April 2024 | 17:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Parkir dan Retribusi Parkir?

Jumat, 26 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEAN

Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

Jumat, 26 April 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN-PPnBM Kontraksi 16,1 Persen, Sri Mulyani Bilang Hati-Hati