RISET MORGAN STANLEY

Morgan Stanley Prediksi Ekonomi RI Mulai Pulih Kuartal IV/2020

Muhamad Wildan | Selasa, 23 Juni 2020 | 16:07 WIB
Morgan Stanley Prediksi Ekonomi RI Mulai Pulih Kuartal IV/2020

Kendaraan melaju di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (11/6/2020). Morgan Stanley memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini -1%. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.

JAKARTA, DDTCNews—Morgan Stanley menyebut Indonesia merupakan satu dari lima negara yang perekonomiannya diprediksi cepat pulih seiring dengan pelonggaran pembatasan kegiatan sosial dan ekonomi.

Menurut riset Morgan Stanley berjudul 'Asia Economic Mid-Year Outlook', PDB dari kelima negara diprediksi bisa pulih ke level yang setara dengan pada masa sebelum pandemi Covid-19 pada kuartal IV/2020 atau kuartal I/2021 mendatang.

Lima negara yang dimaksud Morgan Stanley tersebut antara lain Indonesia, Filipina, Korea Selatan, India, dan Taiwan. Adapun negara yang bakal pulih paling cepat adalah China. Setidaknya ada tiga faktor yang menjadi penentu cepat atau tidaknya ekonomi suatu negara untuk pulih.

Baca Juga:
Ada Hubungan Istimewa dalam Jual Beli Tanah, Begini Penentuan DPP-nya

Pertama, besar pengaruh resesi global dan kecepatan pemulihan ekonomi global terhadap perekonomian domestik. Adapun Indonesia menjadi negara yang terbebas dari faktor ini lantaran konsumsi domestik kuat.

"Ekonomi Indonesia, India, China, dan Filipina cenderung berorientasi pada permintaan domestik. Dengan ini, keberhasilan pemerintah menekan penularan menjadi faktor penting dalam pemulihan ekonomi," tulis Morgan Stanley dalam risetnya, Selasa (23/6/2020).

Dengan kata lain, pemulihan ekonomi Indonesia bisa berjalan cepat lantaran permintaan domestik yang besar, tingginya pertumbuhan struktural, dan adanya dukungan relaksasi kebijakan fiskal.

Baca Juga:
Perlukah Bikin NPWP Baru karena NIK Tak Kunjung Padan? Ini Kata DJP

Kedua, respon pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap permintaan domestik. Dalam aspek ini, respons Indonesia dalam penanganan Covid-19 dinilai rendah terbukti dengan meningkatnya kasus harian Covid-19.

Ketiga, kapasitas kebijakan fiskal untuk menangani dampak Covid-19 dan seberapa kuat pemerintah mampu melonggarkan kebijakan fiskalnya dalam rangka menangani dampak lanjutan dari Covid-19 ke depan.

Untuk aspek ini, Indonesia dan India dinilai tidak memiliki ruang yang cukup besar untuk merelaksasi kebijakan fiskalnya secara terus-menerus ke depan mengingat nilai defisit neraca transaksi berjalan terbilang besar.

Baca Juga:
Meski Kena Potong Tarif Umum, UMKM Tetap Terutang PPh Final 0,5 Persen

Secara umum, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diestimasikan mengalami kontraksi -1%. Kontraksi terdalam bakal terjadi pada kuartal II/2020 sebesar -5%. Disusul kuartal III/2020 dan kuartal IV/2020 masing-masing sebesar -1,5% dan -0,5%.

Pada 2021, Morgan Stanley memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,8%. Pertumbuhan ekonomi kuartal I/2021 diproyeksikan masih rendah di level 1,2%, tetapi akan tumbuh tinggi hingga 10% pada kuartal II/2021. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Selasa, 14 Mei 2024 | 19:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Kapan Surat Tagihan Pajak (STP) Diterbitkan DJP? Simak di Sini

Selasa, 14 Mei 2024 | 18:03 WIB KEPATUHAN PAJAK

WP Ini Masuk Dafnom Soal Imbauan Pembetulan Laporan Pajak

Selasa, 14 Mei 2024 | 17:31 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tak Hanya Padankan NIK-NPWP, Data Keluarga Juga Perlu Diperbarui

Selasa, 14 Mei 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Perlukah Bikin NPWP Baru karena NIK Tak Kunjung Padan? Ini Kata DJP

Selasa, 14 Mei 2024 | 17:25 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ingat, Jika Perpanjangan SPT Tahunan Ditolak Bisa Dianggap Telat Lapor

Selasa, 14 Mei 2024 | 17:20 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Koperasi Baru Bisa Kirim Laporan Keuangan Manual, Ini Format Suratnya