Suasana kuliah umum pajak di Universitas Kristen Petra, Surabaya. (Foto: DDTCNews)
SURABAYA, DDTCNews – Program Akuntansi Pajak Universitas Kristen Petra menyelenggarakan kuliah umum pajak di Universitas Kristen Petra, Surabaya, Jumat (27/05). Kuliah umum ini diselenggarakan atas kerja sama Program Akuntansi Pajak Universitas Kristen Petra dan DDTC.
Kegiatan yang diikuti oleh seluruh mahasiswa Program Akuntansi Pajak angkatan 2013 dan 2014 ini bertujuan untuk memberi terang atas kontroversi kebijakan tax amnesty. Pembicara yang dihadirkan merupakan seorang peneliti kenamaan di dunia pajak sekaligus partner DDTC, yaitu B. Bawono Kristiaji.
Kristiaji menjelaskan bagaimana pentingnya peran tax amnesty sebagai opsi kebijakan yang relevan untuk meningkatkan penerimaan dalam situasi pajak yang lemah saat ini. “Selama 2006 hingga 2015, penerimaan pajak di Indonesia selalu mengalami shortfall, kecuali di 2008,” jelasnya dalam kuliah umum tersebut.
Peneliti yang baru saja meraih penghargaan Confédération Fiscale Européenne (CFE) Award Albert J. Radler Medal 2015 atas tesisnya ini, mengungkapkan adanya tujuan besar di balik tax amnesty, yaitu untuk meningkatkan kepatuhan dan sebagai awal reformasi pajak.
Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra berdiri pada tahun 1994. Program tersebut dirancang dengan visi untuk menghasilkan seorang 'tax thinker' yang mampu mengintegrasikan kompetensi akuntansi dan pajak.
Seorang tax thinker itu juga diharapkan mampu berpikir dan bertindak strategis, tidak hanya dibatasi pada level teknis penghitungan dan pelaporan, tetapi juga dalam level kebijakan pajak. (Amu)