INSTITUT STIAMI - DDTC

Penting! Self Development Jadi Kunci Penentuan Karier dan Profesi

Nora Galuh Candra Asmarani
Sabtu, 02 November 2024 | 13.15 WIB
Penting! Self Development Jadi Kunci Penentuan Karier dan Profesi

Assistant Manager of DDTC Consulting Kalana BayuSuta dalam webinar yang digelar oleh Institut STIAMI.

JAKARTA, DDTCNews – Pengembangan diri (self development) menjadi langkah awal yang penting dilakukan dalam menyusun strategi pencapaian karier ke depan. Topik tersebut diulas secara mendalam webinar bertajuk Find Your Passion - Membangun Karier Sesuai Passion yang diselenggarakan oleh Institut STIAMI dan DDTC. 

Assistant Manager of DDTC Consulting Kalana BayuSuta menjelaskan pengembangan diri bisa dimulai dengan melakukan personal SWOT analysis, yang merupakan singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman).

“Perjalanan karier dimulai dari self development. Pada dasarnya, ini merupakan proses untuk membangun kepribadian dan kemampuan diri. Sebelum merencanakan strategi karier, harus tahu value diri kita dulu. Jadi, kita bisa evaluasi diri sendiri melalui personal SWOT analysis,” ujar Kalana, dikutip pada Sabtu (2/11/2024).

Pada prinsipnya, value diri bisa digali dengan memahami kelebihan dan kemampuan diri kita sendiri. Ingat, bagaimanapun juga, semestinya diri kita sendiri yang memahami sejauh mana kemampuan yang dimiliki. Kelebihan tersebut kemudian bisa dimaksimalkan dan dijadikan poin plus untuk nantinya dapat ditawarkan pada dunia kerja.  

Selain kemampuan, sambung Kalana, seseorang juga harus memahami kelemahan yang dapat menjadi penghambat. Lantas apakah kita perlu telarut dalam kelemahan diri? Tentu tidak. Kalana berpesan agar diri kita tidak terlalu fokus pada kekurangan diri sendiri sehingga luput untuk meningkatkan potensi diri.

Jika value diri sudah diketahui, seseorang yang ingin mengembangkan kariernya juga perlu pintar mengambil peluang. Makin banyak peluang diambil, makin besar pula potensi peningkatan karier yang bisa diraih. Karenanya, Kalana menambahkanb, seseorang juga perlu mencari banyak informasi terkait dengan peluang kerja serta kemampuan yang harus dikembangkan.

Tantangan Pengembangan Karier

Sebagai mahasiswa atau lulusan ilmu administrasi, ada banyak peluang karier yang bisa diambil. Namun, dalam prosesnya ternyata ada hambatan yang biasanya muncul. Apa itu? Kalana menyampaikan kendala yang menghambat pengembangan karier justru biasanya muncul dari diri sendiri. Kelemahan-kelemahan diri, terutama yang berkaitan dengan soft skill, bisa menjadi hambatan bagi seorang profesional di bidang apapun. 

Tantangan inilah yang selanjutnya perlu disiasati agar tidak menjadi penghalang. Tantangan justru bisa menjadi katalisator bagi profesional, termasuk di bidang pajak, untuk terus mengembangkan diri. Di sinilah peranan perguruan tinggi atau kampus untuk bisa mendorong anak didiknya mengembangkan potensinya. Kampus harus bisa menyediakan wadah bagi civitas academica untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam terjun ke dunia kerja. 

“Kampus merupakan tempat yang tepat untuk self-development, kenali potensi dan bakat yang ada dan optimalkan. Jadi, jangan hanya fokus pada memperbaiki kelemahan saja. Kelemahan memang harus diperbaiki, tapi kemungkinan tidak bisa hilang. Jadi, fokus juga pada oppurtinity dan kemampuan yang ada,” ujar Kalana.

Setelah melakukan analisis SWOT, lanjutnya, seseorang bisa mulai merancang rencana strategi untuk meningkatkan skill set. Alumni STIAMI ini menyebut skill set terdiri atas soft skill dan hard skill yang harus seseorang miliki di dunia kerja.

“Gali informasi sebanyak mungkin, hard skill dan soft skill yang harus dimiliki di bidang karier yang kalian inginkan. Setelah tahu strateginya, teman-teman bisa buat timeline. Mulai dari kapan melakukan setiap dari strategi tersebut,” ujarnya.

Terkait dengan karier di bidang perpajakan, terdapat beragam soft skill dan hard skill yang harus dimiliki. Adapun kebiasaan membaca, menulis, dan mempublikasikan karya menjadi di antara hal krusial yang perlu dibentuk.

Kalana menjelaskan  kebiasaan membaca sangat penting mengingat lanskap perpajakan sangat dinamis. Namun, kebiasaan membaca juga harus dibarengi dengan menulis dan publikasi karya. Sebab, publikasi bisa membuka peluang agar orang memberikan kepercayaan kepada konsultan pajak. 

Oleh karenanya, DDTC mendorong dan sangat memfasilitasi profesionalnya untuk membaca, menulis, dan mempublikasikan karya. Selain itu, DDTC juga aktif dalam berbagai literasi untuk dunia perpajakan, termasuk untuk perguruan tinggi.

Dalam webinar bertajuk Find Your Passion - Membangun Karier Sesuai Passion yang digelar STIAMI ini, DDTC juga membagikan hadiah berupa puluhan buku gratis. Buku yang dibagikan yaitu 20 buku Konsep dan Aplikasi Pajak Penghasilan dan 3 buku Indonesia Tax Manual 2024. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.